Habib Abdurrahman Jelaskan Karakter Sosial Seorang Muslim
Habib Abdurrahman menjelaskan soal sisi spiritual dan sosial seorang Muslim.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Islam merupakan agama kedamaian yang menyejukan. Ketika seseorang mendeklirkan dirinya sebagai seorang muslim sudah sepantasnyalah dia menjadi pribadi yang di dalam kehidupannya menebarkan ketenangan, keselamatan, kedamaian dan kesejukan.
Hal itu disampaikan Ketua Yayasan Syeikh Ali Jaber, Habib Abdurrahman Asad Al-Habsyi saat menjadi pembicara dalam webinar 'Keindahan Toleransi' (Menggagas Pendirian Rumah Ibadah Merah Putih). "Dan itulah makna daripada Islam itu sendiri," kata Habib Abdurrahman Asad Al-Habsyi yang merupakan pimpinan Majelis Taklim dan Dzikir Baitul Muhibbin
Maka dari itu, kata Habib Abdurrahman, setiap umat Muslim ketika dia bertemu dengan orang-orang yang berada di hadapannya, dia selalu mengucapkan salam. Salam yang kita kenal dengan ucapan Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh.
"Ucapan itu memiliki nilai yang sangat tinggi. Di mana kita mendoakan orang yang kita jumpai tersebut," katanya.
Dalam ucapan salam itu kata Habib Abdurrahman, ada tiga harapan kita kepada orang yang diberikan salam. Pertama agar keselamatan hadir dalam kehidupannya, kemudian yang kedua agar rahmat Allah SWT turun dalam setiap langkah-langkahnya.
"Kemudian yang ketiga agar keberkahan senantiasa menyertainya sepanjang hari itu," katanya.
Saling menebar keselamatan, kesejukan dan doa dalam salam merupakan nuansa Islam yang sesungguhnya. Namun, kemudian kenapa kita sering menyaksikan bahwa ada wajah-wajah Islam yang berbeda daripada Islam yang sejatinya yang tidak menampilkan kedamaian dan keteduhan.
"Hal ini dikarenakan mungkin saja kurangnya pemahaman yang begitu dalam tentang nilai Islam yang sesungguhnya," katanya.
Habib Abdurrahman menuturkan, dalam Islam kita mengenal namanya 'Hablumminallah dan Habluminannas'. Jadi hubungan kita dengan Allah subhanahu wa ta'ala dan hubungan kita dengan hamba-hamba Allah subhanahu wa ta'ala.
Adapun Hablumminallah kita kenal dengan namanya ibadah mahdhoh atau ibadah spiritual. Ketika seseorang mendeklarasikan diri dirinya sebagai seorang Muslim, maka dia harus menjalankan Arkanul Islam atau rukun Islam dengan sebaik-baiknya.
Seseorang yang mendeklarasikan diri sebagai Muslim pastinya yang pertama kali dilakukannya mengucapkan kalimat syahadat. Kalimat syahadat itu merupakan persaksian seseorang di hadapan Allah SWT dalam meng- Esakan Allah SWT dan mengakui Muhammad sebagai Rasul.
"Kalimat syahadat ini yang menurut para ulama mengatakan, kita berusaha untuk mengosongkan hati kita dari segala macam bentuk Tuhan-Tuhan kecil dan hanya diisi dengan Tuhan Yang Maha Besar," katanya.
Maksudnya kita mengosongkan Tuhan kecil seperti kita mengosongkan harta, karena ada orang mendewakan hartanya, mendewakan jabatannya mendewakan segala macamnya yang ia miliki. Jadi kata dia, segala macam hal-hal yang bernuansa Tuhan kecil dalam kehidupannya disingkirkan diganti dengan Allah SWT.
Setelah selesai dia berikrar syahadat maka ada kewajiban spiritual berikutnya yaitu melaksanakan ibadah shalat lima kali dalam sehari. Setelah itu ada lagi berikutnya yaitu ibadah puasa zakat lalu haji jika mampu.
"Ini yang dikatakan Habluminallah hubungan kita dengan Allah SWT," katanya.
Sementara Habluminannas atau hubungan kita dengan sesama manusia yang dipraktikan dengan ibadah sosial. Praktiknya mengatur bagaimana kita berinteraksi, bergaul, dan komunikasi antar sesama manusia.
Menurutnya, di dalam Alquran ayat-ayat yang bicara tentang hukum yang mengatur tentang Habluminannas itu jumlahnya banyak. Kurang lebih ada sekitar 300 ayat dan sisanya lagi berbicara tentang kisah-kisah umat-umat terdahulu. "Tujuannya agar kita dapat mengambil kaca perbandingan," katanya.