Menristek: Pengembangan Vaksin Merah Putih 40 Persen

Proses yang saat ini dilakukan yakni pengembangan antigen.

Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO
Peneliti beraktivitas di ruang riset vaksin Merah Putih di kantor Bio Farma, Bandung, Jawa Barat.
Rep: Inas Widyanuratikah Red: Yudha Manggala P Putra

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang P.S Brodjonegoro mengatakan saat ini proses pengembangan vaksin Merah Putih untuk Covid-19 sudah sekitar 40 persen. Bambang mengatakan, proses yang saat ini dilakukan yakni pengembangan antigen dalam bentuk protein N dan protein S.

Ia menjelaskan, protein tersebut akan dikembangkan dan dikloning dalam sel mamalia. Setelah itu, tahapannya adalah melakukan uji coba ke hewan. "Jadi tahapan pertama kita uji coba di hewan, kita harapkan uji coba hewannya sebelum akhir tahun sudah selesai," kata Bambang, di Jakarta, Selasa (25/8).

Selanjutnya, jika sudah berhasil dilakukan uji hewan maka Lembaga Eijkman akan menyerahkan bibit vaksin yang sudah diuji ke hewan tersebut ke Bio Farma. Tahapan selanjutnya adalah uji klinis yang diperkirakan bisa dimulai pada awal tahun 2021.

Uji klinis memiliki tiga tahapan. Tahap satu yakni menguji bagaimana keamanan vaksin, tahap kedua uji klinis dilakukan untuk melihat diversifikasi dari calon penerima, dan selanjutnya adalah tahap ketiga untuk memeriksa efektivitas vaksin tersebut.

Uji klinis diperkirakan bisa diselesaikan selama enam bulan. Namun, Bambang mengatakan, terkait dengan waktu pastinya harus dibicarakan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk ditentukan standar dari uji klinis, baik jumlah orang yang diuji atau waktu yang dibutuhkan.

"Perkiraan kami sekitar pertengahan tahun, sesudah Juli atau Agustus 2021 mudah-mudahan sudah bisa diproduksi massal untuk dilakukan dalam vaksinasi," kata Bambang menjelaskan.


Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler