Naskah Khutbah Jumat: Mengenal Baitul Ma’mur dan Hikmah Terbesar Isra dan Mi'raj

Keistimewaan Baitul-Ma’mur sendiri antara lain tampak pada salah satu hadits Rasul.

AP Photo/Mahmoud Illean
Kubah Batu di kompleks Masjid Al Aqsa di Kota Tua Yerusalem. Naskah Khutbah Jumat: Mengenal Baitul Ma’mur dan Hikmah Terbesar Isra dan Miraj
Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: M. Tatam Wijaya, Penyuluh dan Petugas KUA Sukanagara-Cianjur, Jawa Barat

Baca Juga


Khutbah I

اَلْحَمْدُ للهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْنِ

أَمَّا بَعْدُ، فَيَاعِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، ﴿سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا﴾ صَدَقَ اللهُ الْعَظِيْمُ

Ma’asyiral Muslimin, Sidang Jumat yang dirahmati Allah,

Puji dan syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Allah SWT. Alhamdulillah, berkat limpahan rahmat dan 'inayah-Nya, kita masih mendapatkan nikmat iman, Islam, sehat, panjang umur, dan juga nikmat hidayah serta kekuatan, sehingga hati kita masih terpanggil menjalankan perintah Allah, dan bersimpuh di tempat yang insya Allah penuh berkah ini.

Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Baginda Alam, Nabi Besar Muhammad SAW. beserta keluarga dan para sahabatnya, hingga kepada kita yang senantiasa berharap ridha dan syafaatnya pada hari kiamat.

Melalui mimbar yang mulia ini, khatib selalu berpesan kepada diri khatib pribadi khususnya dan kepada jamaah Jumat sekalian, marilah kita sama-sama meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah ta’ala. Sebab, hanya iman dan takwa yang menjadi benteng keselamatan diri di dunia maupun di akhirat kelak.

Sidang Jumat yang dirahmati Allah

Di antara hikmah perjalanan Isra’ Mi’raj adalah diperlihatkannya sebagian kekuasaan Allah kepada Baginda Rasulullah SAW yang kala itu tengah dirundung duka mendalam karena ditinggal wafat orang-orang tercinta. Demikian sebagaimana yang terungkap dalam surat Al-Isra’:

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا

Artinya, “Mahasuci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Nabi Muhammad) pada malam hari dari Masjidil-Haram ke Masjidil-Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami,” (QS. Al-Isra’ [17]: 1).

Di antara sebagian kuasa Allah yang diperlihatkan kepada Baginda Nabi saw. adalah Baitul-Ma’mur. Dalam Al-Quran, tepatnya dalam surat Ath-Thur, Baitul-Ma’mur disebutkan, bahkan menjadi sumpah Allah swt.

وَالْبَيْتِ الْمَعْمُورِ، وَالسَّقْفِ الْمَرْفُوعِ

Artinya, “Demi Baitul-Makmur, dan demi atap (langit) yang ditinggikan,” (QS. Ath-Thur [52]: 4-5).

 

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Penggunaan istilah Baitul-Ma’mur sebagai sumpah ini tentu menyimpan hikmah dan rahasia yang mendalam di belakangnya. Lantas seperti apa keistimewaan Baitul Ma’mur sebagai salah satu tanda kebesaran Allah yang ditunjukkan kepada Rasulullah saat perjalanan Isra’ Mi’raj.

Keistimewaan Baitul-Ma’mur sendiri antara lain tampak pada salah satu hadits Rasulullah mengenai kisah perjalanan Mi’raj-nya.

فَرُفِعَ لِي اَلبَيْتُ المَعْمُورُ، فَسَأَلْتُ جِبْرِيلَ، فَقَالَ: هَذَا البَيْتُ المَعْمُورُ يُصَلِّي فِيهِ كُلَّ يَوْمٍ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ، إِذَا خَرَجُوا لَمْ يَعُودُوا إِلَيْهِ آخِرَ مَا عَلَيْهِمْ

Artinya, “Kemudian diangkatlah kepadaku Baitul-Ma’mur. Lantas, aku bertanya pada Malaikat Jibril. Ia menjawab, ‘Ini Baitul-Ma’mur dimana setiap hari 70 ribu malaikat shalat di dalamnya. Ketika mereka keluar darinya, tidak pernah kembali lagi kepadanya hingga akhir hari mereka (Kiamat),’” (HR. Al-Bukhari).

Dalam Tafsir-nya, Ibnu Katsir menjelaskan, para malaikat beribadah di dalam Baitul-Ma’mur. Betapa banyaknya jumlah mereka. Setiap hari sebanyak 70.000 mendatangi Baitul Ma’mur.

Mereka menunaikan thawaf di sana, dan tak pernah kembali lagi, sebagaimana para penduduk bumi menunaikan thawaf di Ka’bah yang ada di Mekah. Posisi Baitul-Ma’mur sendiri berada di langit ketujuh, tepat berada di bawah ‘Arsy, dan sejajar dengan posisi Ka’bah yang ada di bumi.

Sehingga, seandainya ada sebuah batu dari Baitul Ma’mur yang jatuh, maka ia akan jatuh di atas Ka’bah. Kehormatannya di langit seperti kehormatan Ka’bah di bumi.

Di sana pula, Rasulullah menjumpai Nabi Ibrahim AS yang tengah menyandarkan tubuh ke salah satu dindingnya. Ia tampak dengan wajah yang sangat tampan. Demikian seperti yang diungkap dalam Tafsir Ibni Katsir, juz jilid V halaman 7.

 

Sidang Jumat yang dirahmati Allah,

Namun di antara sederet hikmah Isra' Mi’raj yang diberikan kepada Rasulullah SAW, hikmah terbesar dan paling masyhur adalah perintah shalat yang lima waktu. Dianggap paling istimewa karena hikmah ini dapat diterima dan dirasakan hingga sekarang oleh umat Rasulullah, sekaligus menjadi manifestasi dan bentuk hakiki Isra' Mi’raj yang dijalani oleh mereka.

Yang tak kalah masyhur, penetapan perintah shalat lima waktu juga dikenal cukup dramatis, mengingat awal mula perintah shalat lima waktu ini berasal dari 50 waktu dalam sehari semalam. Lantas sesuai dengan saran dari Nabi Musa AS, Rasulullah memohon keringanan kepada Allah ta'ala.

Maka jumlah waktu shalat itu pun dikurangi lima waktu menjadi 45 waktu. Namun, Nabi Musa kembali menyarankan kepada Rasulullah agar jumlah itu kembali dikurangi, Pertimbangannya, umat Rasulullah SAW tidak akan mampu menunaikan shalat sebanyak itu.

Akhirnya, Rasulullah kembali memohon keringanan kepada Allah. Setelah beberapa kali diusulkan Rasulullah, Allah pun menetapkan lima waktu shalat sehari semalam. Kendati hanya lima waktu, pahala shalat tersebut sama dengan pahala shalat 50 waktu.

Demikian seperti yang disampaikan oleh Syekh Al-Barzanji:

لَهَا أَجْرُ الْخَمْسِيْنَ كَمَا شَائَهُ فِي الْأَزَلِ وَقَضَاهُ

Artinya, “Maka shalat lima waktu memiliki ganjaran lima puluh waktu shalat, sebagaimana yang dikehendaki Allah dalam azali dan ketetapan-Nya.” (Lihat: Maulid Al-Barzanji, Terbitan Pustaka ‘Alawiyah, Semarang, halaman 57).

Adapun hikmah dan tujuan diturunkannya perintah shalat tentunya cukup banyak, antara lain mencegah perbuatan keji dan mungkar, mendekatkan diri kepada pertolongan Allah, membersihkan diri dari salah dan dosa, meraih ketenangan hati, dan mendisiplinkan diri dengan perintah Allah. Namun tentunya, semua itu tidak keluar dari hikmah utama shalat yang disebutkan Allah dalam Al-Quran, yaitu:

فَاعْبُدْنِيْۙ وَاَقِمِ الصَّلٰوةَ لِذِكْرِيْ

Artinya, “Maka sembahlah Aku dan tegakkanlah salat untuk mengingat-Ku.” (QS. Thaha [20]: 14).

Oleh sebab itu, bersamaan dengan momen peringatan Isra’ Mi’raj ini, marilah kita tingkatkan pengamalan ibadah shalat kita yang lima waktu, demi meraih kedekatan diri kepada Allah. Semoga kita, keluarga, dan keturunan kita termasuk golongan yang senantiasa menjalankan shalat serta terkabul doa dan cita-cita.

رَبِّ ٱجْعَلْنِى مُقِيمَ ٱلصَّلَوٰةِ وَمِن ذُرِّيَّتِى ۚ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَآءِ بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمُ

 

Khutbah II

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِتِّحَادِ وَاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ الْمَتِيْنِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، إِيَّاهُ نَعْبُدُ وَإِيَّاهُ نَسْتَعِيْنُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَسَارِعُوْا إِلَى مَغْفِرَةِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْن

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْلَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا، اَللّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ إِيْمَانًا كَامِلًا وَيَقِيْنًا صَادِقًا وَرِزْقًا وَاسِعًا وَقَلْبًا خَاشِعًا وَلِسَانًا ذَاكِرًا وَحَلَالًا طَيِّبًا وَتَوْبَةً نَصُوْحًا. رَبِّ ٱجْعَلْنِى مُقِيمَ ٱلصَّلَوٰةِ وَمِن ذُرِّيَّتِى ۚ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَآءِ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

Sumber: NU Online

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler