Luhut: Pengelolaan Sampah Buka 120 Ribu Lapangan Kerja Baru

Penerapan eko sirkular dalam pengelolaan sampah bisa membuka lapangan kerja baru.

ANTARA /Irwansyah Putra
Pekerja memilah dan membersihkan sampah plastik yang dapat didaur ulang di tempat penampungan. Penerapan eko sirkular dalam pengelolaan sampah diharapkan dapat membuka lapangan kerja baru.
Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan penerapan ekonomi sirkular melalui pengelolaan sampah bisa membuka lebih dari 120 ribu lapangan kerja baru. Luhut mengatakan pemerintah saat ini sangat peduli terhadap pengelolaan sampah plastik.

"Penerapan eko sirkular dalam pengelolaan sampah diharapkan dapat membuka lapangan kerja lebih dari 120 ribu lapangan kerja baru dengan industri daur ulang dan 3,3 juta pekerja informal pendukung," katanya dalam peluncuran Packaging Recovery Organization/PRO Indonesia yang ditayangkan secara daring, Selasa (25/8).

Pemerintah berkomitmen untuk mengambil langkah-langkah yang tidak biasa serta menerapkan pendekatan sistem dalam memerangi sampah plastik serta polusi yang ditimbulkannya. Pemerintah beberapa waktu lalu telah meresmikan program pengolahan sampah dengan metode Refuse Derived Fuel (RDF) di Cilacap, Jawa Tengah.

"Kita mau bikin RDF seperti itu 10 lagi di kota-kota yang sampahnya di bawah 200 ton per hari. Karena sampah ini menimbulkan macam dampak penyakit, kesehatan dan sebagainya," katanya.

Luhut mengatakan perlu kolaborasi antara pemerintah, publik, dan swasta dalam upaya menangani masalah sampah plastik di Indonesia. Pemerintah juga menargetkan untuk bisa mengurangi 70 persen sampah plastik pada 2025.

"Pemerintah akan membuat apa saja untuk kita bisa menyelesaikan bersama-sama. Tidak bisa hanya pemerintah, pihak swasta punterlibat dalam hal ini. Oleh karena itu, saya titip betul ke bapak ibu sekalian, yang sudah mulai ini ayo kita sama-sama menuntaskannya," katanya.

Luhut juga mengingatkan para pimpinan daerah untuk bisa mendukung program penanganan sampah plastik dengan menyiapkan infrastruktur pengumpulan sampah plastik serta melibatkan bank sampah yang sudah terbentuk.

Ia menyebut di seluruh Indonesia terdapat lebih dari 7.000 bank sampah yang berhasil memilah, mengumpulkan dan menjual sampah plastik dalam jumlah yang besar setiap tahunnya. Dukungan yang dilakukan pemerintah daerah juga dinilai akan membantu membangun ekonomi sirkular.

"Bank sampah perlu dibina sebagai salah satu simpul dari ekonomi sirkular sekaligus sebagai upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat," katanya.

Baca Juga


sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler