Kementan Antisipasi Gagal Panen Akibat Hama Wereng

Kementan menyebut salah satu Desa di Jombang bisa gagal panen akibat Wereng Coklat

Kementan
Kementan bergerak cepat mengatasi hama wereng batang coklat demi menjaga produksi padi.
Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian melalui Ditjen Tanaman Pangan melakukan gerakan pengendalian untuk mengantisipasi terjadinya gagal panen akibat serangan hama wereng coklat.


Salah satu daerah, yakni di Desa Kepuhdoko, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang diberitakan akan mengalami gagal panen lantaran diserang hama wereng, padahal puluhan hektare lahan tanaman padi tersebut sudah siap panen.

"Gerakan pengendalian (gerdal) sudah dilakukan di Jombang kemarin dan hari ini. Ditjen Tanaman Pangan sudah mendampingi saat gerdal," kata Kasubdit Data dan Kelembagaan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) Kementan, Lilik Retnowati di Jakarta, Rabu (26/8).

Lilik menjelaskan bahwa pelaksanaan gerdal di Jombang, Jawa Timur, telah dilakukan selama dua hari oleh Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) .

Pelaksanaan gerdal di Kabupaten Jombang sebagai salah satu upaya dalam pengamanan produksi ini juga akan dilakukan kembali pada Kamis (27/8).

Sebelumnya, Kepala BBPOPT Enie Tauruslina mengatakan pihaknya telah melakukan bimbingan teknis dan gerakan pengendalian demi merespons adanya laporan serangan WBC di beberapa lokasi.

Selain Jawa Timur, Provinsi Sumatra Utara juga dilaporkan mengalami ancaman gagal panen. Oleh karena itu, Tim BBPOPT melaksanakan bimtek dengan beberapa materi antara lain pengendalian OPT Wereng Batang Coklat (WBC), pengendalian OPT, serta pengendalian penyakit utama dan potensial pada tanaman padi.

Petugas Pengamat OPT (POPT) diharapkan mampu memahami gejala serangan OPT tanaman padi terutama wereng coklat dan tikus serta penyakit utama tanaman padi sehingga mereka juga paham bagaimana pengendalian yang tepat.

Selain bimtek, berdasarkan laporan bahwa terjadi serangan WBC di beberapa lokasi, tim BBPOPT juga melakukan pemantauan keadaan lapangan sehingga dapat menentukan langkah pengendalian. Dari hasil pengamatan keadaan lapang, dilaporkan populasi WBC 5-150 ekor/rumpun dengan stadia dominan berupa nimfa.

Sebagai langkah antisipasi serangan, Kementan memberikan rekomendasi untuk segera dilakukan pengendalian WBC dengan menggunakan insektisida berbahan aktif buprofezin bantuan dari pemerintah guna menurunkan populasi awal pada pertanaman. Sementara itu, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi mengatakan Kementan terus fokus meningkatkan produksi pangan khususnya padi.

Oleh karena itu, menindaklanjuti perintah Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo agar merespons cepat permasalahan di lapangan sehingga produksi pangan terjaga. “Kementan melalui BBPOPT telah mengerahkan petugas lapangan untuk terus mendampingi petani dan mengawal pertanaman hingga panen tiba," kata Suwandi.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler