Korut Klaim Alami Sedikit Kerusakan Akibat Topan Bavi

Topan Bavi melanda Korut pada Kamis (27/8) dengan kecepatan angin 133 km/jam

Topan Bavi melanda Korut pada Kamis (27/8) dengan kecepatan angin 133 km/jam. Ilustrasi.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un mengklaim Topan Bavi yang melanda negaranya hanya menyebabkan sedikit kerusakan. Topan tersebut melanda Korut pada Kamis (27/8) pagi dengan kecepatan angin maksimum 133 kilometer per jam.

"Dia mengatakan bahwa skala kerusakan dari Topan No. 8 lebih kecil dari yang diharapkan. Dia sangat khawatir dan dia merasa beruntung memiliki kerusakan sekecil itu," kata laporan KCNA merujuk pada pernyataan Kim.

Kim mengunjungi provinsi Hwanghae Selatan di barat daya Pyongyang. Dia telah mengeluarkan peringatan untuk mencegah kerusakan tanaman dari Topan Bavi. Topan tersebut menyebabkan hujan lebat dan menumbangkan sejumlah pohon.

Kunjungan Kim dilakukan setelah televisi pemerintah KCTV menayangkan laporan kerusakan akibat badai. Hujan deras awal bulan ini telah menyebabkan banjir dan merusak tanaman.Hal ini meningkatkan kekhawatiran tentang persediaan makanan di negara yang terisolasi itu.

Kim memuji pejabat partai karena mengambil tindakan untuk mengurangi korban dan meminimalkan kerusakan akibat badai. Kantor berita negara tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang skala kerusakan tersebut.

Sebelumnya, kantor berita pemerintah Korut KCNA melaporkan Kim telah menyerukan persiapan untuk meminimalkan korban dan kerusakan akibat topan tersebut.

KCNA melaporkan pemerintah telah mengeluarkan peringatan topan di sebagian besar wilayah Korut. Selain itu, pejabat daerah menyerukan kepada seluruh nelayan untuk memindahkan perahu mereka dan menerapkan langkah-langkah perlindungan ke sejumlah fasilitas umum seperti gedung, rel kereta api, dan peternakan.

Topan Bavi melanda Korut setelah beberapa pekan terjadi hujan lebat yang menyebabkan banjir dan kerusakan pada rumah serta tanaman pangan. Bencana ini membuat perekonomian Korut semakin mengkhawatirkan di tengah pembatasan terkait pandemi virus corona dan sanksi internasional.

Baca Juga


sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler