Beda Mencolok Malaikat dan Manusia Soal Nafsu Makan
Terdapat perbedaan mencolok antara malaikat dan manusia soal nafsu makan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Tidak semua yang sifatnya menahan rasa lapar sekalipun ketika puasa mencerminkam tabiat yang baik atau sebagai ukuran orang saleh dan salehah.
Hal tersebut disampaikan Al Habib Alwi bin Ali bin Alwi Alhabsyi di Masjid Riyad, Solo, Jawa Tengah, Kamis (27/8).
"Begitu pula kenyang itu juga tidak mencirikan tabiat yang benar mutlak tidak," kata Al Habib Alwi bin Ali bin Alwi Alhabsyi saat kajian kitab Ihya Ulumiddin karangan Imam Al-Ghazali.
Jadi menahan rasa lapar dan juga terus-terusan makan hingga merasa kekenyangan tidak baik. Karena yang paling baik dari keduanya adalah di tengah-tengah, artinya tidak merasa kelaparan dan juga tidak merasa kekenyangan. "Yang paling baik itu yang menengah, sedang, tidak berlebihan dan tidak kekurangan," katanya.
Inti dari semua itu, kata Al Habib Alwi bin Ali bin Alwi Alhabsyi, seperti yang diajarkan syariat untuk mensedikitkan makanan maksudnya adalah makanan itu tidak mengandung efek samping. Dan juga idak menimbulkan penyakit terhadap tubuhnya.
"Jadi intinya jangan sampai kekurangan makan jadi efeknya jatuh sakit itu juga tidak benar. Dan kelebihan makan akhirnya jatuh sakit juga itu keliru," katanya.
Sebagai manusia kita tidak perlu menyamakan diri dengan sifat-sifat malaikat yang tidak memiliki nafsu untuk makan, minum, dan juga menikah. Manusia kata Al Habib Alwi bin Ali bin Alwi Alhabsyi diberikan Allah SWT kesempurnaan karena memiliki nafsu dan akal, sementara malaikat hanya diberikan akal saja.
"Karena mereka disucikan sama Allah SWT dari makan, minum, lapar, kenyang. Tidak ada terbesit di dalam hati mereka untuk makan, minum dan nikah tidak ada," katanya.