Kapal AS ke Selat Taiwan di Tengah Ketegangan dengan China

China menilai langkah AS di Selat Taiwan berbahaya.

Janes
Kapal perang Amerika Serikat (ilustrasi).
Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Kapal perang Amerika Serikat singgah di Selat Taiwan untuk kedua kalinya dalam dua pekan terakhir. Pergelaran kapal perang ini dilakukan di tengah ketegangan hubungan antara China dan AS.

Informasi mengenai singgahnya kapal perang AS disampaikan Angkatan Laut AS dan Otoritas Pertahanan Taiwan.

Angkatan Laut AS mengatakan kapal perang USS Halsey melakukan kegiatan transit rutin di Selat Taiwan yang pelaksanaannya mematuhi aturan hukum internasional. USS Halsey merupakan kapal perang AS yang dilengkapi dengan sistem penghalau rudal.

“Singgahnya kapal AS melalui Selat Taiwan menunjukkan komitmen AS terhadap kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka. Angkatan Laut AS akan terus terbang, berlayar, dan beroperasi di seluruh daerah yang diperbolehkan oleh hukum internasional,” kata juru bicara Armada Perang Ketujuh AS, Reann Mommsen.

Sementara itu, Otoritas Pertahanan Taiwan mengatakan, kapal perang AS itu berlayar melewati Selat Taiwan menuju ke arah selatan. Kapal itu, menurut Taiwan, menjalankan misi yang biasa dan situasinya saat itu cukup normal.

Tidak hanya USS Halsey, kapal perang AS lainnya, USS Mustin, juga berlayar melewati Selat Taiwan pada 18 Agustus 2020.

Baca Juga


Menurut militer China, langkah itu sangat berbahaya. AS dan China telah meningkatkan aktivitas militernya di sekitar wilayah Taiwan, pulau otonom yang diklaim di bawah kedaulatan China, serta di Laut China Selatan.

Pemimpin Taiwan, Tsai Ing-wen, pekan lalu memperingatkan adanya ancaman konflik di tengah adu kekuatan militer AS dan China.

China mengeklaim, Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya. Otoritas di China juga belum menghapus kemungkinan pihaknya akan mengerahkan pasukan untuk memaksakan kedaulatannya di pulau otonom dan demokratis tersebut.

Sementara, AS merupakan pemasok utama senjata ke Taiwan, juga pendukung Taiwan paling penting di forum-forum internasional.


sumber : Antara/Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler