Empat Anak di Ciamis Diduga Keracunan Permen, Satu Meninggal

Empat anak diduga keracunan permen

Antara/Nyoman Budhiana
Korban keracunan (ilustrasi)
Rep: Bayu Adji P Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, CIAMIS -- Empat orang anak asal Desa Gunungsari, Kecamatan Sadananya, Kabupaten Ciamis diduga keracunan permen. Satu di antara tiga anak yang diduga keracunan dilaporkan meninggal dunia ketika sampai di RSUD Ciamis.

Kepala Seksi Pelayanan RSUD Ciamis, Eri Arifah mengatakan, pihaknya menerima kedatangan tiga pasien, yang semuanya merupakan adik-kakak pada Sabtu (29/8) malam. Ketika datang, satu di antara dua orang itu telah dalam kondisi meninggal dunia. Sementara dua orang lainnya, mengalami gejala muntah dan diare.

"Kita di sini hanya menerima pasien dalam keadaan dehidrasi berat. Dua orang dirawat, satu datang sudah meninggal," kata dia, Selasa (1/9).

Berdasarkan keterangan dari orang tua pasien, ketiga anak tersebut sebelumnya mengonsumsi permen pada Kamis (27/8). Setelah mengonsumsi permen, tiga anaknya yang berusia 4-10 tahun itu mengalami gejala muntah dan diare. Namun, baru pada Sabtu malam mereka dibawa ke RSUD Ciamis.

Ia tak bisa memastikan penyebab ketiga anak yang datang ke RSUD Ciamis itu mengalami keracunan. Menurut dia, untuk menyimpulkan pasien keracunan, harus dilakukan uji sampel makanan yang dikonsumsinya.

"Ini soalnya sudah agak lama, jadi susah mencari sampelnya. Saya juga tidak tahu apakah sudah lapor ke pihak terkait atau belum," kata dia.

Tiga anak tersebut merupakan anak dari pasangan Aef Saeful Hidayat dan Ai Yulia. Aef mengatakan, dugaan kuat ketiga anaknya itu keracunan permen jari. Menurut dia, selama ini tiga anaknya itu sering memakan permen tersebut. Namun, baru kali ini anaknya mengalami gejala setelah mengonsumsinya. Selain tiga anaknya, terdapat satu anak tetangganya yang juga mengalami gejala serupa setelah mengonsumsi permen itu. Namun, anak tetangganya itu dibawa ke rumah sakit lain.

"Awalnya itu Kamis kemarin, anak saya muntaber. Saya kira hanya muntaber biasa, tapi sampai hari Sabtu masih belum sembuh," kata dia.

Ia mengaku tidak mengetahui persis di mana anaknya membeli permen. Namun, di rumahnya tedapat banyak sisa bungkus perman itu untuk dijadikan mainan anaknya.

Ia berharap, kejadian itu tak lagi terulang kepada anak-anak lainnya. Karena itu, ia meminta pengawasan terhadap jajanan anak di warung harus lebih ketat.


Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler