Peneliti Temukan Sistem Bintang Tiga di Luar Angkasa
Sistem bintang tiga jarang ditemukan di alam semesta.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para peneliti menemukan tata surya bintang tiga yang bisa menjadi rumah bagi planet di ruang angkasa. Studi yang dipublikasikan di jurnal Science, mencatat sistem bintang GW Orionis, yang terletak di tepi konstelasi Orion 1.300 tahun cahaya dari Bumi, memiliki dua bintang (GW Ori A dan B) yang mengorbit satu sama lain dan yang ketiga (GW Ori C) mengorbit keduanya pada jarak kira-kira 8 au, atau kira-kira 740 juta mil.
Di dalam cincin, diketahui bisa ada debu atau permulaan dari sebuah planet luar tata surya (exoplanet) muda, yang bisa menjelaskan ketidaksejajaran dari tarikan gravitasi sistem. Stefan Kraus dari University of Exeter yang menjadi penulis utama studi mengatakan cincin bagian dalam mengandung cukup debu untuk membangun 30 Bumi, yang cukup untuk membentuk sebuah planet di dalam cincin.
Sekelompok peneliti terpisah, yang juga menulis tentang sistem bintang di The Astrophysical Journal Letters pada Mei lalu mencatat bahwa ketidaksejajaran juga bisa disebabkan oleh sebuah planet. Rekan penulis studi kedua, Nienke van der Marel, dalam pernyataan yang sama mengatakan simulasi menunjukkan bahwa tarikan gravitasi dari tiga bintang tidak dapat menjelaskan ketidaksejajaran besar yang diamati.
"Kami terkejut melihat ketidaksejajaran yang kuat dari cincin bagian dalam. Tapi, lengkungan aneh di disk dikonfirmasi oleh pola memutar yang diukur ALMA dalam gas disk,” ujar Jiaqing Bi, penulis utama studi terpisah tentang topik yang diterbitkan awal tahun ini, dilansir Fox News, Senin (7/9).
Kedua tim peneliti masing-masing menggunakan Atacama Large Millimeter / submillimeter Array (ALMA) di Chili untuk menghasilkan temuan. Sistem bintang tiga jarang ditemukan di alam semesta, tetapi bukannya belum pernah terjadi sebelumnya.
Pada 2019, para ilmuwan dari Harvard Center for Astrophysics menggunakan teleskop Survei Satelit Transit Exoplanet NASA untuk menemukan planet LTT 1445 A b dan tiga bintangnya, 22 tahun cahaya dari Bumi. Peneliti saat itu menggunakan susunan teleskop untuk melihat orbit tiga bintang selama 11 tahun, menemukan bahwa mereka semua berada di bidang yang berbeda dan tidak sejajar.
“Ini terbukti penting untuk memahami bagaimana bintang-bintang membentuk cakram,” jelas rekan penulis studi, John Monnier.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memastikan apakah ada planet potensial, meskipun bukti menunjukkan keberadaannya Van Der Marel mengatakan kami pikir keberadaan planet di antara cincin-cincin ini diperlukan untuk menjelaskan mengapa piringan itu terkoyak.
“Planet ini sepertinya telah mengukir celah debu dan mematahkan cakram di lokasi cincin dalam dan luar saat ini,” kata Van der Marel.
Pada Juni 2016, exoplanet Kepler-1647 b ditemukan 3.700 tahun cahaya dari Bumi. Ini adalah bagian dari sistem bintang ganda, mirip dengan planet Luke Skywalker, Tatooine.
Lebih dari 4.000 exoplanet telah ditemukan oleh NASA, di mana sekitar 50 di antaranya diyakini berpotensi layak pada September 2018. Planet-planet ekstrasurya ini memiliki ukuran dan orbit yang tepat dari bintang untuk mendukung air permukaan dan setidaknya secara teoritis, untuk mendukung kehidupan manusia dan mahluk hidup seperti di Bumi.