Negara Afrika Berharap Dapat Vaksin Covid-19 Sputnik V Rusia

Saat ini vaksin Covid-19 Sputnik V Rusia sudah uji klinis tahap 3

EPA-EFE/SERGEI ILNITSKY
Seorang pekerja medis Rusia menampilkan vaksin uji coba terhadap COVID-19 dalam fase tes pasca pendaftaran di rumah sakit rawat jalan nomor 68 di Moskow, Rusia, 17 September 2020. Rusia mendaftarkan vaksin baru yang disebut
Rep: Lintar Satria Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Negara-negara Afrika berharap menerima pasokan vaksin virus corona, Sputnik V yang dikembangkan Rusia. Hal itu disampaikan sekretaris eksekutif  Intergovernmental Authority on Development (IGAD)Dr Workneh Gebeyehu saat membahas isu itu di Moskow.

Baca Juga


"Salah satu isu yang saya bahas dengan Menteri (Luar Negeri Rusia Sergey) Lavrov adalah pesan dari negara-negara IGAD, dari Kepala Negara dan pemerintah negara-negara IGAD yang saya wakilkan, mereka bertanya pada saya Afrika harus menerima vaksin ini," kata Gebeyehu, seperti dikutip media Rusia, Sputnik, Senin (21/9).

Gebeyehu mengatakan sebagai mitra baik Rusia, ia menyampaikan pesan tersebut ke Lavrov. Gebeyehu mengatakan menteri luar negeri Rusia itu menanggapinya dengan positif. Ia berharap dapat segera mendapatkan vaksin Sputnik V ketika vaksin itu sudah dipastikan berfungsi dengan baik.

Hingga Senin ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat lebih dari 1,1 juta kasus infeksi virus corona di Afrika. Ketua IGAD mengungkapkan keinginan negara-negara Afrika untuk mendapatkan vaksin Rusia.

"Kami tidak bisa mengkarantina diri kami terus menerus, kami, kami tidak bisa tetap tinggal di rumah, ada banyak remaja di Afrika, banyak dari mereka yang tak memiliki pekerjaan, masyarakat tidak bisa diam di rumah dan meninggal, hal ini membutuhkan intervensi darurat, itulah mengapa kami meminta, tidak hanya untuk wilayah Tanduk Afrika atau IGAD, tapi untuk seluruh Afrika," kata Gebeyehu.

Ia mengatakan meminta Rusia untuk mempertimbangkan Afrika sebagai penerima vaksin Covid-19. Vaksin Sputnik V itu dikembangkan oleh Gamaleya Research Institute of Epidemiology and Microbiology dan diproduksi bersama  Russian Direct Investment Fund. Saat ini uji klinis vaksin itu sudah memasuki tahapan ketiga.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler