AS Butuh 900 M Per Tahun untuk Pulihkan Utang Pra-COVID

Kembali ke tingkat hutang sebelum pandemi membutuhkan peningkatan pendapatan, pemotongan pengeluaran sebesar USD900 miliar per tahun selama 25 tahun - Anadolu Agency

Kembali ke tingkat hutang sebelum pandemi membutuhkan peningkatan pendapatan, pemotongan pengeluaran sebesar USD900 miliar per tahun selama 25 tahun - Anadolu Agency
Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA - Jika ingin memulihkan utang negara ke tingkat sebelum pandemi, Amerika Serikat akan membutuhkan pemotongan pengeluaran dan peningkatan pendapatan sebesar sekitar USD900 miliar per tahun selama 25 tahun.

Baca Juga


Pernyataan itu disampaikan oleh Kantor Anggaran Kongres (CBO) dalam sebuah laporan yang dirilis Senin.

Berdasarkan proyeksinya, CBO menemukan bahwa jika AS mengambil langkah fiskal mulai tahun 2025, perubahan besar pada pengeluaran dan perpajakan akan diperlukan untuk menstabilkan utang negara pada tingkat sebelum pandemi 79 persen dari produk domestik bruto (PDB).

Sementara mengurangi utang federal meningkatkan sumber daya yang tersedia untuk investasi swasta dalam barang modal dan jasa, defisit dan utang yang lebih rendah pada akhirnya akan menurunkan harga dan suku bunga, yang kemudian akan meningkatkan sumber daya yang tersedia untuk investasi swasta, konsumsi rumah tangga dan ekspor.

"Jika pembuat kebijakan memutuskan untuk mengurangi defisit lebih cepat, manfaatnya akan mencakup akumulasi hutang yang lebih kecil, perubahan kebijakan yang lebih kecil diperlukan untuk mencapai hasil jangka panjang dan ketidakpastian yang lebih sedikit tentang perubahan yang diharapkan," kata pernyataan itu.

Menurut usdebtclock.org, utang nasional AS mencapai lebih dari USD26,7 triliun pada Senin pukul 05.40 waktu setempat, sementara pengeluaran federal hampir USD6,2 triliun dan defisit lebih dari USD3,1 triliun.

sumber : https://www.aa.com.tr/id/dunia/as-butuh-usd900-miliar-per-tahun-untuk-pulihkan-utang-pra-covid-19/1981400
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler