Studi: Sepertiga Musisi akan Tinggalkan Musik karena Pandemi

Studi Musicians Union sebut sepertiga musisi akan tinggalkan dunia musik.

www.freepik.com
Studi Musicians Union sebut sepertiga musisi Inggris akan tinggalkan dunia musik (Foto: ilustrasi musisi)
Rep: Gumanti Awaliyah Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Sepertiga musisi diperkirakan akan meninggalkan industri musik karena kerugian finansial yang ditimbulkan pandemi Covid-19. Hal itu mengacu pada penelitian dari Musicians Union, serikat pekerja yang mewakili sekitar 32 ribu musisi yang bekerja di Inggris di semua sektor bisnis musik.

Studi terbaru dari Musicians Union menemukan, sebanyak 34 persen musisi telah mempertimbangkan untuk meninggalkan industri musik karena pandemi. Lalu sekitar 47 persen musisi kini terpaksa melakoni pekerjaan alternatif lain selain musik.

Dari laporan itu diketahui bahwa 87 persen musisi yakin masih bisa berjuang secara finansial setelah skema cuti yang diterapkan oleh Kanselir Inggris Rishi Sunak berakhir bulan depan. Sebanyak 88 persen musisi juga menilai bahwa pemerintah Inggris belum berbuat banyak untuk mendukung industri musik selama pandemi Covid-19.

Sekretaris Jenderal Musicians Union, Horace Trubridge, mengatakan bahwa angka-angka ini menunjukkan berapa banyak musisi yang berjuang secara finansial dan akan meninggalkan musik untuk selamanya. Padahal dalam keadaan normal, para musisi bisa mendorong industri musik hingga 5 miliar poundsterling.

“Berhentinya seorang musisi akan menciptakan efek domino pekerjaan, mulai dari teknisi pencahayaan hingga penjual tiket. Jika satu musisi tidak bekerja, pasti banyak musisi lain yang akan terpengaruh juga,” kata Trubridge seperti dikutip dari Far Out Magazine, Selasa (22/9).

Dengan langkah-langkah jarak sosial yang masih berlaku, berbagai acara di Inggris hanya dapat dihadiri 30 persen dari kapasitas biasanya. Karenanya, Trubridge mendesak agar pemerintah setempat menerapkan skema pencocokan kursi, yang akan meningkatkan potensi pendapatan tempat menjadi 60 persen sehingga dapat menjadi penyelamat bagi musisi dan industri yang lebih luas.

“Membuat musisi kembali bekerja adalah prioritas. Namun, ini tidak realistis bagi anggota kami sementara jarak sosial tetap berlaku. Kami sangat mendesak Pemerintah untuk mengenali situasi unik yang dialami anggota kami dan untuk memberikan dukungan keuangan khusus sektor untuk musisi,” kata dia.

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler