Investor Indonesia Cenderung Berinvestasi di Pasar Global
Beberapa sektor yang berkaitan dengan teknologi mengalami pertumbuhan yang baik.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada satu sampai dua tahun terakhir ini, kinerja pasar modal mengalami perubahan tren yang cukup signifikan. Hal ini dikarenakan adanya disrupsi teknologi yang masif.
Head of Unit Trust and Treasures Private Client Produk PT Bank DBS Indonesia Mus Hidayat mengatakan beberapa sektor yang berkaitan dengan teknologi mengalami pertumbuhan yang baik. Jika dilihat dari perspektif investasi justru memberikan kesempatan untuk memanfaatkan perubahan tren jangka panjang, peluangnya investasi di pasar luar negeri.
“Kinerja membuat saham-saham sektor ini (teknologi) semakin unggul masa pandemi jadi tak ada salahnya investor menggunakan momentum ini untuk berinvestasi di pasar global,” ujarnya kepada wartawan, Rabu (23/9).
Menurutnya nasabah Indonesia khususnya level high-network individual memiliki kecenderungan berinvestasi di luar negeri, terutama negara-negara berkembang. Adapun kecenderungan itu muncul akibat banyaknya gap antara pasar domestik dengan pasar global dari sisi keberagaman produk.
Kondisi ini juga disadari oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Maka pada 2015, OJK memperkenalkan reksa dana syariah berbasis efek luar negeri.
“Para nasabah bisa berinvestasi 100 persen ke pasar global. Ini bisa jadi jawaban untuk memenuhi kebutuhan nasabah Indonesia atau nasabah domestik yang ingin memiliki akses investasi secara global," ucapnya.
Menurut Mus berinvestasi di pasar global merupakan salah satu perencanaan investasi yang disarankan, yakni mendiversifikasikan portofolio investasi ke dalam beberapa instrumen. Memasukkan instrumen investasi pasar global dalam portofolio bisa menjadi cuan buat investor karena diuntungkan dari sisi makro dan kurs mata uang yang berbeda di negara-negara tujuan.
“Kalau nasabah tidak melakukan diversifikasi mungkin (investasi) menjadi tidak optimal. Jadi semakin banyak yang menyadari perlunya diversifikasi investasi di luar negeri, dari sisi currency maupun dari sisi geografi," ucapnya.
Bank DBS telah menghadirkan instrumen investasi alternatif bagi nasabah yang memiliki kebutuhan untuk berinvestasi di pasar global, yakni Mandiri Global Sharia Equity Dollar (MGSED). Adapun MGSED merupakan instrumen reksa dana syariah berbasis efek luar negeri yang dapat diperjualbelikan dengan mengacu pada harga Nilai Aktiva Bersih (NAB) per unit penyertaan yang dipublikasikan setiap hari.
Melalui MGSED, nasabah bisa berinvestasi pada perusahaan-perusahaan global yang inovatif, seperti Microsoft Corp, Apple Inc, Alibaba Group Holdings-SP ADR, dan lain-lain. Kehadiran produk baru itu merupakan strategi Bank DBS dalam Wealth Management, yang bekerja sama dengan Mandiri Manajemen Investasi.