Santri Covid, Kemenag: Alhamdulillah Belum Ada Kematian
Pesantren perlu dirangkul untuk memenuhi fasilitas pesantren sehat.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama (Kemenag) Waryono Abdul Ghofur menyatakan rasa syukurnya sejauh ini belum ada kasus positif virus corona jenis baru 2019 (Covid-19) pada santri yang menyebabkan kematian. Meski demikian, ia mengeklaim akan terus berupaya menjauhkan pesantren agar tak menjadi klaster penyebaran Covid-19.
“Alhamdulillah sampai saat ini tidak ada santri terpapar Covid-19 yang meninggal,” kata Waryono dalam webinar bertajuk "Program Sekolah dan Pesantren Sehat", Kamis (24/9).
Dari mayoritas kultur dan kapasitas fasilitas pesantren, dia mengatakan, mayoritasnya berasal dari kalangan menengah ke bawah. Untuk itu, guna mencegah penyebaran Covid-19, selain harus mematuhi protokol kesehatan, pesantren juga perlu dirangkul dari aspek pemenuhan fasilitasnya.
Menurutnya, sejauh ini kebijakan makro pemerintah belum mengarah terlalu banyak ke sektor pesantren. Dia mengklaim, Kemenag terus berupaya berjuang memfasilitasi peserta didik di pesantren agar mendapatkan fasilitas sarana dan prasarana standar pokok, seperti sanitasi, MCK, hingga akses sinyal, dan listrik.
Head of Corporate Affairs and Sustainability Unilever Indonesia Nurdiana Darus mengatakan, sebagai pihak swasta ia juga berupaya merangkul pesantren dalam hal fasilitas pokok. Dia menyebut, terdapat sejumlah sekolah dan pesantren yang telah bekerja sama dan menjadi binaannya dalam program sekolah dan pesantren sehat.
Namun, pemenuhan akses fasilitas tak sepenuhnya dapat dilakukan secara individual semata. “Untuk memfasilitasi MCK misalnya, mungkin nanti kami akan kembangkan kerja sama dengan pemda (pemerintah daerah) dan juga PUPR (Dinas dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat). Jadi kami akan kembangkan ke sana,” ujarnya.