Apa Bedanya Vaksin dan Antibodi Virus Corona?

Tujuan pemberian vaksin ialah memicu sistem kekebalan memproduksi antibodi.

AP Photo/Ted S. Warren
Vaksin Covid-19 (ilustrasi). Beberapa vaksin dan terapi antibodi sedang dikembangkan secara global saat krisis Covid-19 terus berlanjut.
Rep: Umi Nur Fadhilah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI — Para ilmuwan dan pembuat obat di seluruh dunia sedang mengembangkan dan menguji vaksin, antibodi monoklonal, dan berbagai terapi lain menggunakan platform berbeda untuk membantu memerangi Covid-19. Draf lanskap WHO tentang kandidat vaksin Covid-19 menunjukkan bahwa setidaknya 38 vaksin berada dalam fase pengujian klinis yang berbeda, sedangkan 149 kandidat dalam evaluasi praklinis.

Sedikitnya, delapan kandidat vaksin virus corona telah memasuki uji klinis tahap akhir. Ketika perlombaan untuk menghasilkan vaksin virus corona yang aman dan efektif terus berlangsung, persaingan yang sama pentingnya adalah upaya mengembangkan antibodi yang ditargetkan.

Menurut para ahli, upaya itu dapat membantu mencegah dan mengobati penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus corona jenis baru alias Covid-19. Beberapa antibodi sedang diuji dan beberapa ahli mengeklaim antibodi monoklonal atau buatan laboratorium, mungkin dapat membantu memerangi Covid-19 sampai vaksin tersedia.

Alasannya, antibodi buatan laboratorium itu mungkin menawarkan dorongan kekebalan instan terhadap virus bagi mereka yang terpapar dan belum divaksinasi. Vaksin dan terapi antibodi adalah dua tindakan paling menjanjikan melawan Covid-19.

Istilah vaksin dan antibodi itu digunakan secara bergantian oleh beberapa laporan media, meskipun ada perbedaan antara kedua terapi tersebut. Apa yang membedakan vaksin dari antibodi dan bagaimana cara kerjanya melawan virus SARS-CoV-2?

Baca Juga



Konsultan penyakit dalam dari Rumah Sakit Aster RV, Bangalore, dr SN Aravinda menjelaskan apa sebenarnya vaksin itu dan bagaimana vaksinasi membantu mencegah penyakit. Kepada Times Now News, Aravinda memaparkan bahwa vaksin adalah zat yang biasanya mengandung mikroba strain lemah.

Aravinda mengatakan, tujuan vaksin adalah memicu sistem kekebalan memproduksi antibodi yang membantu melawan penyakit. Vaksinasi adalah cara terkontrol membantu mempersiapkan tubuh menghadapi kemungkinan ancaman di masa depan terhadap penyakit tertentu.

Seiring bertambahnya usia, seseorang dan terpapar berbagai elemen, tubuh secara alami mengembangkan respons sistem kekebalan dan mengingat patogen tertentu itu. Jika seseorang menderita penyakit tertentu, tubuhnya secara alami mengembangkan antibodi melawan penyakit tersebut. Namun, kondisi itu adalah proses panjang dan orang itu harus merasakan seluruh perjalanan penyakit.

"Vaksinasi menciptakan respons sama di dalam tubuh, tetapi dengan cara lebih aman dan lebih ringan," jelas Aravinda.

Beberapa vaksin dan terapi antibodi sedang dikembangkan secara global saat krisis Covid-19 terus berlanjut. Ada beberapa tumpang tindih dalam hal vaksin dan antibodi, tetapi ada juga beberapa perbedaan utama yang harus diamati antara kedua pendekatan itu. Bagaimana antibodi berbeda dengan vaksin?

Aravinda menjelaskan, antibodi adalah respons alami tubuh melawan patogen yang tidak diinginkan di dalam tubuh. Vaksin telah dikembangkan membuat antibodi dalam tubuh, sebelum orang itu terkena kasus penyakit parah.

Ada banyak percobaan dan pengujian yang dilakukan membuat vaksin untuk memastikan bahwa vaksin itu menghasilkan respons yang diinginkan di sebagian besar populasi. Menurut Aravinda, vaksinasi biasanya diambil untuk melindungi dari penyakit yang endemik di daerah tertentu atau melindungi seseorang dari penyakit yang berpotensi mengancam nyawa, seperti hepatitis dan polio.

Aravinda mengungkapkan, antibodi penting untuk melawan penyakit apa pun dan memperkuat kekebalan seseorang. Mereka dapat dikembangkan secara alami oleh tubuh atau diinduksi oleh vaksinasi.

Kalau orang harus mengembangkan antibodi secara alami dengan terpapar virus SARS-CoV-2, prosesnya sangat panjang. Proses itu dapat mengakibatkan hilangnya banyak nyawa, hilangnya produktivitas, dan membuat kehidupan mundur bertahun-tahun. Aravinda mengatakan, vaksinasi akan membantu mempercepat proses tersebut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler