Semester Satu, PTBA Bukukan Laba Rp 1,3 Triliun
Pandemi Covid-19 membuat permintaan batu bara menurun.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bukit Asam, Tbk (PTBA) pada semester pertama ini mampu membungkus laba sebesar Rp 1,3 triliun. Meski laba semester ini tak semoncer tahun lalu, namun ditengah pandemi perusahaan tetap berkomitmen untuk menjaga kinerja keuangan.
Direktur Utama PTBA, Arviyan Arifin menjelaskan lemahnya harga batu bara dan pandemi Covid-19 mempengaruhi permintaan pasar atas batu bara. Dua hal ini membuat penjualan perusahaan menjadi lebih rendah daripada periode yang sama tahun lalu.
"Memang kalau kita bandingkan dengan tahun lalu kinerja ini sedikit lebih rendah. Ini adalah dampak dari pandemi Covid-19 yang mulai dirasakan sejak Maret hingga hari ini. Ini tercermin dari lemahnya permintaan batu bara. Kemudian dua hal karena permintaannya yang lemah, diikuti dengan harga. Kalau dalam bisnis sebelumnya, cuma harga tapi permintaan masih ada. Sekarang dua-duannya," ujar Arviyan dalam paparan virtual, Rabu (30/9).
Arviyan menjelaskan pada semester ini juga perusahaan sudah memproduksi batubara sebesar 11,9 juta ton. Angka ini lebih tinggi tujuh persen dari tahun lalu.
Arviyan mengatakan untuk semester dua, perusahaan tetap akan berusaha menjaga kinerja keuangan perusahaan dengan baik. Ia juga menilai permintaan pasar dan harga batubara juga sudah lebih baik sejak Agustus kemarin. Hal ini menambah optimisme perusahaan untuk menjaga keuangan hingga akhir tahun.
Salah satu caranya adalah dengan melakukan efisensi dan melakukan strategi optimalisasi produksi.
"Kita melakukan efisiensi. Kedua, efiseinsi dan ketiga, efisiensi. Harga kita gak bisa kontrol. Masih banyak peluang efisiensi baik operasional maupun operasional. Tapi gak melakukan pengurangan karyawan maupun kesejahteraan. Biaya biaya yang memang tidak begitu berpengaruh pada usaha dan produksi itu kita hentikan. Ini kita lakukan. PTBA juga sudah melakukan tim efisiensi, untuk lihat mana saja yang kita perbaikan untuk efisiensi," papar Arviyan.