Jumlah Bayi Lahir di Korsel Kian Turun, Ada Apa?

Korsel menghadapi masalah penurunan populasi seiring turunnya angka kelahiran.

AP / Ahn Young-joon
Sejumlah orang mengambil selfie di sebuah taman di Seoul, Korea Selatan (ilustrasi). Badan Statistik Korea Selatan (Korsel) mengungkap jumlah bayi lahir di negara itu turun 8,5 persen.
Rep: Rizky Suryarandika Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, SEJONG -- Badan Statistik Korea Selatan (Korsel) mengungkap jumlah bayi lahir di negara itu turun 8,5 persen pada Juli tahun ini dibanding tahun lalu. Data ini menjadi petunjuk turunnya tingkat kelahiran yang mewabah di Negeri Ginseng selama lebih dari sedekade silam.

Baca Juga


Dilansir dari kantor berita Korsel, Yonhap, pada Ahad (4/10), Badan Statistik Korsel merinci ada 23.067 bayi yang lahir pada Juli 2020. Sedangkan pada Juli 2019, bayi yang lahir sebanyak 25.222 bayi.

Temuan pada tahun ini sungguh miris karena menjadi laporan angka kelahiran bayi terendah yang  dipublikasikan pada Juli. Badan statistik Korsel mulai mendata angka kelahiran bayi per bulannya sejak 1981.

Adapun dalam periode Januari-Juli 2020, ada sebanyak 165.730 bayi yang lahir di Korsel. Jumlah ini turun 9,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Korsel menghadapi masalah penurunan jumlah populasi seiring turunnya angka kelahiran tiap tahun. Rata-rata angka kesuburan perempuan disana di angka 0,92 pada 2019 atau turun dari 0,98 tahun lalu. Angka kesuburan ialah penilaian terhadap berapa kali seorang perempuan melahiran selama hidupnya.

Diketahui, Korsel satu-satunya negara anggota Organisation for Economic Cooperation and Development yang angka kesuburannya berada di bawah 1 poin. Jumlah penduduk Korsel diperkirakan berada di kisaran 51 juta orang tahun ini. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler