Profesor AS Terkejut dengan Sikap Trump
Trump telah kembali ke Gedung Putih usai jalani perawatan di rumah sakit militer.
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali ke Gedung Putih pada Senin petang (5/10). Sejak Jumat pekan lalu dia menjalani perawatan di Walter Reed National Military Medical Center karena terinfeksi Covid-19.
Trump tiba di Gedung Putih dengan helikopter Marine One. Mengenakan masker bedah berwarna putih, dia berjalan ke arah South Portico Mansion, tempatnya melakukan isolasi diri. Namun saat sampai di beranda bangunan tersebut, Trump membuka maskernya. Ia berdiri ke arah awak media.
Tindakan itu segera menuai kritik dari publik AS. Dia dianggap masih memiliki kecenderungan meremehkan Covid-19. Hal itu memang dipertegas dengan pesan yang dirilisnya setelah meninggalkan National Military Medical Center. Dia meminta publik tidak takut dengan Covid-19. "Jangan biarkan ia (Covid-19) menguasai Anda. Jangan takut," kata Trump dalam pesan video tersebut.
Dalam video itu, Trump mengatakan dia mungkin lebih baik dan lebih kebal. "Keluar sana. Hati-hati," kata Trump yang berbicara dengan diapit bendera AS dan latar belakang Monumen Washington.
Profesor pengobatan pencegahan dan penyakit menular di Vanderbilt University Medical Center di Nashville, William Schaffner, mengaku terkejut dengan pernyataan Trump. "Saya terkejut ketika dia mengatakan Covid-19 tidak boleh ditakuti. Ini adalah penyakit yang menewaskan sekitar seribu orang setiap hari, melemahkan perekonomian, membuat orang kehilangan pekerjaan. Ini adalah virus yang harus dihormati sekaligus ditakuti," ucapnya.
Dr. Anthony Fauci, pakar penyakit menular utama Pemerintah AS, mengatakan kepada CNN bahwa Trump terlihat baik ketika dia keluar dari rumah sakit. Namun perlu dicatat bahwa pasien terkadang mengalami kemunduran lima hari setelah mereka sakit.
Dia terlihat baik-baik saja. Kadang-kadang ketika Anda lima hari masuk, Anda akan mengalami pembalikan. Ini tidak mungkin itu akan terjadi, tetapi mereka perlu (waspada) untuk itu," kata Fauci.
Juru bicara Gedung Putih Judd Deere mengatakan setiap tindakan pencegahan telah diambil untuk melindungi presiden dan keluarganya. Akses fisik ke Trump akan dibatasi dan peralatan pelindung yang sesuai bakal dikenakan oleh orang-orang di dekatnya.
Selama akhir pekan lalu, pertanyaan tentang keadaan kesehatan Trump yang sebenarnya terus beredar. Hal itu karena tim dokter yang menanganinya memberi penilaian yang kontradiktif atau tidak jelas tentang kondisinya. Trump, yang berusia 74 tahun, adalah kalangan yang paling berisiko mengalami komplikasi saat terinfeksi Covid-19.
Belum jelas kapan Trump akan memulai kembali aktivitasnya. Wakil Presiden AS Mike Pence untuk sementara melanjutkan kegiatan atau aktivitas kampanyenya. AS diketahui bakal melaksanakan pemilihan presiden pada November mendatang.
Kampanye merupakan kegiatan krusial Trump. Pasalnya, berbagai jajak pendapat menunjukkan bahwa dia masih berada di bawah pesaingnya dari Partai Demokrat Joe Biden. Jajak pendapat Reuters / Ipsos yang diambil pada Jumat dan Sabtu pekan lalu, yakni setelah Trump dinyatakan positif Covid-19, menemukan Biden memimpin Trump dengan 10 poin persentase secara nasional.
Dalam survei itu pun diketahui bahwa dua pertiga orang Amerika berpikir Trump mungkin tidak akan terinfeksi Covid-19 jika dia lebih serius dalam memandang virus tersebut.