PM Selandia Baru Siapkan Langkah Cegah Krisis Iklim

Perubahan iklim adalah masalah utama dalam pemilihan Selandia Baru.

EPA
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern.
Rep: Puti Almas Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON — Selaindia Baru mengambil langkah signifikan untuk mencegah krisis iklim. Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan pemerintah negara itu akan menghentikan boiler berbahan bakar batu bara.

Selain itu, emisi karbon dari bus serta kendaraan angkutan umum lainnya juga akan dikurangi secara signifikan. Hal ini dilakukan sebagai upaya mencegah perubahan iklim global.

Baca Juga



Hal tersebut dinyatakan oleh Ardern sebagai janii kampanye bila terpilih kembali dalam pemilihan umum Selandia Baru yang diadakan pada 17 Oktober mendatang. Ia mengatakan pemerintah akan memberlakukan undang-undang untuk mencegah pemasangan boiler baru dan mengganti yang sudah ada dengan alternatif listrik untuk mengurangi emisi.

Tak hanya itu Ardern yang juga memimpin Partai Buruh mengatakan akan memberikan dana sebesar 50 juta dolar NZ tau 45,1 dolar AS untuk membantu Dewan lokal membeli bus Tanja emisi pada 2025. Ia berjanji akan melakukan banyak hal yang masih perlu dilakukan untuk mentaga lingkungan, mencegah krisis iklim global.

“Selama tiga tahun terakhir kami telah menempatkan dasar untuk mencapai kewajiban iklim 2050 kami, tapi massif banian yang harus dilakukan. Perubahan iklim menjadi pusat dari seluruh kebijakan dan komiktmen kami,” ujar Ardern pada Rabu (7/10), dilansir The Strait Times.

Ardern mengatakan selama masa jabatannya, kebijakan dan komiten terkait perubahan iklim terkait dengan keputusan tentang masalah seperti perumahan, pertanian, limbah, energi dan transportasi. Perubahan iklim adalah  masalah utama dalam pemilihan Selandia Baru.

Menurut sejumlah jajak pendapat, Partai Buruh uang dipimpin Ardern akan kembali memenangkan pemilihan. Sebelumnya, Parlemen Selandia Baru  mengesahkan RUU nol karbon tahun lalu dan ada langkah lain yang sedang disiapkan untuk membatasi dampak perubahan iklim.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler