Politikus Korsel Dukung BTS tidak Ikut Wajib Militer

BTS dianggap sudah berbuat banyak untuk Korsel.

EPA
Personel BTS ketika hadir di Youth Day, Korea Selatan, 19 September. Politikus Korsel menganggap BTS telah banyak berjasa bagi negara hingga tak lagi perlu jalani program wajib militer.
Rep: Shelbi Asrianti Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Politikus terkemuka Korea Selatan mendesak para pejabat untuk mengizinkan para personel Bangtan Boys (BTS) tidak mengikuti wajib militer. Menurut politisi itu, BTS telah berbuat banyak untuk negara.

"Tidak semua orang harus mengangkat senjata untuk mengabdi pada negara," kata Noh Woong-rae, seorang anggota senior dari Partai Demokrat di Korsel, seperti dikutip dari laman Ace Showbiz, Jumat (9/10).

Sementara itu, politikus Jeon Yong-gi mengusulkan revisi undang-undang yang memungkinkan bintang K-Pop menunda wajib militer hingga usia 30 tahun. Aturan saat ini, wajib militer harus dilakoni pemuda berusia antara 18 dan 28 tahun.

Mereka harus bertugas di militer selama dua tahun, sebagai bagian dari kebijakan pertahanan negara terhadap Korea Utara. Menurut Jeon Yong-gi, lebih adil apabila para bintang K-Pop tidak bebas dari wajib militer, hanya menundanya.

"Musisi dan artis pop seperti BTS, karier mereka bisa berkembang di usia dua puluhan. Kita tidak bisa membiarkan tugas militer menghalangi jalan mereka pada puncak karier," ungkap Jeon Yong-gi mengemukakan pendapatnya.

Baca Juga


r">


Anggota tertua BTS, Jin (27 tahun), telah diberi tahu bahwa dia selambat-lambatnya harus menjalani kewajiban itu akhir 2021. Pada konferensi pers awal bulan ini, Jin menyatakan siap menjalani wajib militer.

Musisi bernama asli Kim Seok-jin itu menghormati ikatan dinas militer dan menyebutnya sebagai tugas alamiah. Meski Jin tidak keberatan harus menjalani wajib militer, tidak demikian dengan warga Korsel.

Menurut survei oleh Kuki News, hampir sepertiga warga Korsel merasa BTS tidak perlu melakukan wajib militer. Sepertiga lainnya menyarankan layanan mereka ditunda, sedangkan sepertiga lain berpendapat mereka harus menjalaninya secara normal.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler