Infeksi Virus Covid-19 India Lampaui 7 Juta Kasus
India melaporkan 74.383 kasus infeksi baru dalam 24 jam terakhir.
REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Penghitungan positif virus Covid-19 di India mencapai tujuh juta kasus hingga, Ahad (11/10) waktu setempat. Kementerian Kesehatan melaporkan 74.383 kasus infeksi baru dalam 24 jam terakhir.
Sementara itu, kematian akibat Covid-19 naik 918 dalam 24 jam terakhir menjadi 108.334 kematian. Menurut penghitungan Reuters, India menambahkan satu juta kasus hanya dalam waktu 13 hari.
Kini, India masih menjadi negara dengan jumlah infeksi tertinggi kedua di bawah Amerika serikat (AS) yang mendekati angka delapan juta kasus. Pakar kesehatan pemerintah India, Randeep Guleria, mengatakan, jumlah orang yang meninggal karena Covid-19 relatif rendah di Asia Selatan dan Tenggara, yakni dari India hingga Vietnam dan Taiwan dibandingkan dengan negara-negara Eropa dan AS.
"Kami mampu menjaga kurva naik dengan lambat, tapi saya setuju bahwa kami belum bisa menurunkannya secara agresif. Itu terkait dengan kepadatan penduduk kita, keragaman negara kita dan tantangan sosial ekonomi di negara kita," kata Guleria merujuk pada populasi India yang berkembang hampir 1,4 miliar, melansir reuters, Ahad.
Beberapa ahli mengatakan bahwa jumlah kematian di India mungkin tidak dapat diandalkan karena pelaporan yang buruk dan infrastruktur kesehatan serta pengujian yang tidak memadai. Menteri Kesehatan Harsh Vardhan pekan lalu mengatakan, India bertujuan untuk memberikan vaksin kepada 250 juta orang pada Juli 2021. Dia mengatakan, bahwa pemerintah berencana untuk menerima 450 juta hingga 500 juta dosis vaksin dan akan memastikan akses yang adil.
India mengalami peningkatan tajam dalam kasus di bulan Juli dan menambahkan lebih dari 2 juta di bulan Agustus dan 3 juta lainnya di bulan September. Namun laju penyebaran virus korona lebih lambat sejak pertengahan September, ketika infeksi harian menyentuh rekor tertinggi 97.894.
Ada rata-rata lebih dari 70 ribu kasus setiap hari sepanjang bulan ini. India memiliki tingkat pemulihan tinggi 85 persen dengan kasus aktif di bawah 1 juta.
Pejabat kesehatan telah memperingatkan tentang potensi penyebaran virus selama musim festival keagamaan yang akan datang, yang ditandai dengan pertemuan besar di kuil dan distrik perbelanjaan. Faktor krusial adalah orang-orang yang memakai masker dan menjaga jarak yang aman.
Dr S P Kalantri, direktur rumah sakit di desa Sevagram di negara bagian Maharashtra barat India yang paling parah terkena dampak, mengatakan bahwa orang-orang di desanya telah berhenti memakai masker, menjaga jarak atau mencuci tangan secara teratur. Dia menambahkan bahwa orang sakit masih dibawa ke rumah sakitnya.
Sumber daya kesehatan India yang sedikit terbagi dengan buruk di seluruh negeri. Hampir 600 juta orang India tinggal di daerah pedesaan, dan dengan virus yang menyerang pedalaman India yang luas, para ahli khawatir bahwa rumah sakit bisa kewalahan.
"Jika kami mampu berperilaku baik dalam hal menjaga jarak fisik dan masker, mungkin awal tahun depan kami sudah bisa kembali normal. Covid-19 tidak akan berakhir tetapi akan di bawah kendali yang wajar dengan perjalanan dan hal-hal lain menjadi jauh lebih mudah dan orang-orang relatif lebih aman," kata Guleria.
Pensiunan ahli virus Dr T Jacob John mengatakan ada kecenderungan yang meningkat di antara orang India untuk tidak memakai masker atau menjaga jarak. Media sosial telah memperparah masalah dengan menyebarkan informasi yang salah dan pengobatan palsu. "Dan akibatnya, orang-orang sudah muak dan mulai membuat kesimpulan sendiri," kata John.
Secara nasional, India menguji lebih dari 1 juta sampel per hari, melebihi tolok ukur Organisasi Kesehatan Dunia yaitu 140 tes per 1 juta orang. Tetapi banyak di antaranya adalah tes antigen, yang mencari protein virus dan lebih cepat tetapi kurang akurat daripada RT-PCR, yang mengkonfirmasi virus korona dengan kode genetiknya.
Dengan ekonomi berkontraksi dengan rekor 23,9 persen pada kuartal April-Juni, menyebabkan jutaan pengangguran, pemerintah India terus melonggarkan pembatasan penguncian yang diberlakukan pada akhir Maret. Pemerintah pada bulan Mei mengumumkan paket stimulus 266 miliar dolar AS, tetapi permintaan konsumen dan manufaktur belum pulih.
Sejumlah besar kantor, toko, bisnis, toko minuman keras, bar, dan restoran telah dibuka kembali. Penerbangan evakuasi domestik dan internasional yang dibatasi dioperasikan bersama dengan layanan kereta api.