Astronom Keliru Deteksi 'Asteroid Palsu'
Ilmuwan memberi nama objek 'asteroid 2020 SO' yang mungkin adalah sampah antariksa.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah benda yang tampak seperti asteroid terlihat oleh teleskop Hawaii bulan lalu. Objek ini kemungkinan adalah sampah luar angkasa dari pendaratan di bulan yang gagal 54 tahun lalu.
Objek tersebut dikenal sebagai 'asteroid 2020 SO', sedang menuju Bumi dan akan masuk gravitasi Bumi pada pertengahan November. Para ahli percaya, benda mirip asteroid itu akan menghabiskan sekitar empat bulan mengelilingi Bumi, sebelum kembali ke orbitnya sendiri mengelilingi matahari pada Maret mendatang.
Tetapi pakar asteroid terkemuka NASA Paul Chodas percaya benda itu bukan asteroid. Ia meyakininya sebagai bekas bagian dari roket.
"Saya sangat kaget ketika tahu ini," kata Chodas dilansir dari the Independent, Senin (12/10).
Chodas berspekulasi objek tersebut sebenarnya roket bagian atas Centaur yang berhasil mendorong pesawat Surveyor 2 NASA ke bulan pada 1966 sebelum akhirnya dibuang. Pesawat itu akhirnya menabrak bulan setelah salah satu pendorongnya gagal menyala dalam perjalanan ke sana. Roketnya lalu mengelilingi bulan dan mengorbit mengelilingi matahari sebagai sampah luar angkasa yang tidak pernah terlihat lagi sampai sekarang.
Objek tersebut diperkirakan berukuran sekitar 9 meter. Chodas terkesan karena objek itu orbitnya yang hampir melingkar mengelilingi matahari sangat mirip dengan Bumi. Hal itu tentu tidak biasa untuk asteroid.
Objek tersebut juga berada di bidang yang sama dengan Bumi, tidak miring ke atas atau ke bawah. Asteroid biasanya melesat dengan sudut ganjil. Terakhir, ia mendekati Bumi dengan kecepatan 1.500 mph, yang dianggap lambat menurut standar asteroid.
"Saat objek semakin dekat, para astronom harus dapat memetakan orbitnya dengan lebih baik dan menentukan seberapa banyak objek tersebut didorong oleh radiasi dan efek termal sinar matahari," ujar Chodas.
Jika benar objek itu bagian dari pesawat Centaur berarti hanya sebuah kaleng kosong yang ringan. Sehingga akan bergerak secara berbeda dari batu angkasa yang berat yang tidak terlalu rentan terhadap kekuatan luar.
"Begitulah cara astronom biasanya membedakan antara asteroid dan sampah antariksa seperti bagian roket yang ditinggalkan, karena keduanya hanya muncul sebagai titik bergerak di langit," ucap Chodas.
"Kemungkinan ada lusinan asteroid palsu di luar sana, tetapi gerakan mereka terlalu tidak tepat atau campur aduk untuk mengkonfirmasi identitas mereka," pungkas Chodas.