Gara-Gara Komen Soal Perang Korea, BTS Dihujat Netizen China
Sejumlah jenama yang bekerja sama dengan BTS pun terpengaruh.
REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Grup K-pop Korea Selatan BTS dihujat oleh warganet China atas komentar mengenai Perang Korea. Dalam pidatonya, pemimpin BTS, RM, menyebutkan Korea Selatan dan AS berbagi sejarah menyakitkan selama konflik dengan Korea Utara sepanjang 1950-1953.
Pernyataannya tersebut telah membuat marah pengguna media sosial di China. Soalnya, RM tak menyinggung korban dari pihak Beijing.
Dalam perang dua Korea, tentara China mendukung Korea Utara bersama Uni Soviet. Sementara itu, kubu Korea Selatan mendapat bala bantuan dari militer AS dan PBB.
Kontroversi tersebut juga tampaknya telah memengaruhi kesepakatan komersial, dilansir New York Times, Selasa (13/10). Iklan yang menampilkan BTS dari perusahaan besar, termasuk Samsung, jenama olahraga Fila, dan pabrikan mobil Hyundai menghilang dari sejumlah situs web atau platform media sosial China.
Sepertinya jenama-jenama ternama itu tak ingin terseret kasus. Di lain sisi, tidak jelas siapa yang menghapus iklannya. Smartphone Samsung ungu edisi khusus BTS menghilang pada hari Senin dari situs web Samsung di China dan platform penjualan daring lainnya di negara tersebut.
Fila telah menggandeng BTS sejak 2019 sebagai brand ambassador. Sementara itu, BTS merilis lagu untuk mempromosikan mobil listrik Ioniq buatan Hyundai pada Agustus lalu.
BTS bermitra dengan pabrikan mobil itu sejak 2018. Video musik BTS masih tayang di laman resmi Hyundai China pada Senin malam.
K-pop memiliki banyak penggemar di China dan BTS adalah salah satu grup paling sukses dengan setidaknya lima juta penggemar di platform media sosial populer China, Weibo.
Komentar RM alias Kim Nam-joon muncul saat BTS menerima General James A. Van Fleet Award. Penghargaan itu diberikan The Korea Society sebagai apresiasi terhadap jasa BTS dalam membangun hubungan antara AS dan Korea Selatan.
"Memasuki peringatan 70 tahun Perang Korea, kami akan selalu mengingat sejarah rasa sakit yang dialami oleh kedua negara kami bersama dan pengorbanan dari pria dan wanita yang tak terhitung jumlahnya," kata penyanyi berusia 26 tahun yang dulu sempat memakai nama Rap Monster, dalam pidato yang disampaikan secara virtual dalam malam penghargaan The Korea Society.
Kata-katanya ditanggapi dengan kemarahan oleh beberapa pengguna media sosial di China. Negara Tirai Bambu ini juga mencatat kerugian akibat Perang Korea.
"Mereka (BTS) seharusnya tidak menghasilkan uang dari China. Jika Anda ingin menghasilkan uang dari penggemar China, Anda harus mempertimbangkan perasaan China," komentar seorang pengguna di Weibo.
Menurut Global Times, sebuah surat kabar yang dikelola negara dengan perspektif nasionalis di China: "Para netizen China mengatakan sikap sepihak band ini terhadap Perang Korea melukai perasaan mereka dan menafikkan sejarah". Surat kabar tersebut menambahkan bahwa komentar tersebut dirancang untuk menyenangkan penggemar do AS.
Sekitar 200 ribu tentara Korea Selatan dan 36 ribu tentara Amerika serta jutaan warga sipil tewas selama Perang Korea. Media pemerintah China mengatakan 180 ribu tentara dari China juga kehilangan nyawa.
Sulit untuk mengukur skala reaksi terhadap komentar RM di antara basis penggemar BTS di China. Beberapa penggemar meminta satu sama lain untuk tetap rendah hati dan diam di postingan Weibo. Sementara itu, sejumlah orang di Twitter membela grup tersebut, mencatat bahwa pidato RM tidak menyebut China secara langsung.
Grup beranggotakan tujuh orang ini populer di seluruh dunia dan telah memecahkan sejumlah rekor. Awal tahun ini, single mereka "Dynamite" menjadi video Youtube yang paling banyak dilihat dalam 24 jam, dengan 101,1 juta tampilan dalam sehari.
Kontroversi itu muncul beberapa hari sebelum Big Hit Entertainment, agensi yang mengelola BTS, berencana go public di Seoul dalam penawaran umum saham perdana yang diharapkan memberi nilai perusahaan hingga empat miliar dolar AS.