Banyak Fasum Rusak Akibat Banjir Bandang di Garut
Kerusakan yang terjadi akibat bencana itu cukup massif.
REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Wakil Bupati Garut Helmi Budiman menyebut banyak fasilitas umum (fasum) yang rusak akibat banjir bandang yang terjadi di wilayahnya. Beberapa fasum yang dilaporkan rusak sementara adalah jembatan gantung dan sekolah.
Ia mengakui, banjir bandang yang terjadi di tiga kecamatan di Kabupaten Garut, itu memang tak menimbulkan korban jiwa. Namun, kerusakan yang terjadi akibat bencana itu cukup massif.
"Kerusakan infrastruktur, jembatan gantung di Cibalong ada enam unit, di Pameungpeuk tiga unit. Sementara di Cikelet belum ada laporan," kata dia, Selasa (13/10).
Selain itu, Helmi menambahkan, terdapat beberapa sekolah yang ambruk, terutama sekolah dasar. Namun, ia belum bisa memastikan jumlah sekolah yang rusak lantaran Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut masih melengkapi datanya.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, di Kecamatan Pameungpeuk, sebanyak 35 unit rumah dilaporkan rusak ringan, 20 unit rusak sedang, dan tujuh unit rusak berat. Selain itu, banjir juga membuat satu masjid rusak ringan, satu sarana pendidikan rusak ringan, dan tiga jembatan gantung rusak berat. Sementara di Kecamatan Cikelet, banjir bandang menyebabkan satu tembok penahan tebing rusak, sawah terendam, dan abrasi tanah di bantaran sungai.
Saat ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut telah status tanggap darurat selama tujuh hari. Nantinya, status itu akan dievaluasi. Jika penanganan masih diperlukan, status tanggap darurat akan diperpanjang.
"Kita sekarang masih fokus penanganan korban dan membuat bronjong di tepi sungai agar tak ada banjir susuran. Setelah itu, baru kita rehabilitasi fasum yang rusak," kata Helmi.
Menurut dia, rehabilitasi fasum, khususnya jembatan gantung akan dianggarkan pada 2021. Sebab, jembatan sangat penting untuk lalu lintas masyarakat, khususnya dalam peningkatan ekonomi.