Tim Astronaut AS-Rusia Meluncur ke Stasiun Luar Angkasa
NASA mengandalkan Rusia untuk mengangkut astronautnya ke stasiun luar angkasa
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON/ALMATY — Sebuah pesawat ruang angkasa Soyuz Rusia yang membawa astronaut AS dan dua kosmonaut Rusia meluncur dari kosmodrom Baikonur di Kazakhstan pada Rabu (14/10). Berdasarkan keterangan badan antariksa Rusia, Roscosmos, pesawat itu berhasil mencapai orbit.
Anggota kru yang bepergian ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) adalah Kate Rubins, seorang ahli mikrobiologi NASA yang pada 2016 menjadi orang pertama yang mengurutkan DNA di luar angkasa, kosmonaut Rusia Sergey Ryzhikov dan Sergey Kud-Sverchkov. Misi tersebut adalah penerbangan Rusia terjadwal terakhir yang membawa seorang anggota kru AS.
Sejak program pesawat ulang-alik berakhir pada 2011, NASA mengandalkan Rusia untuk mengangkut astronautnya ke stasiun luar angkasa, sebuah laboratorium yang mengorbit 250 mil di atas bumi yang telah menampung awak astronaut internasional selama hampir 20 tahun.
Badan antariksa AS pada 2014 mengontrak SpaceX, Elon Musk, dan Boeing untuk membangun kapsul luar angkasa yang bersaing dalam upaya merebut kembali kemerdekaan peluncuran NASA. Program senilai 8 miliar dolar AS (sekitar Rp 117 triliun) ini memungkinkan perjalanan berawak pertama SpaceX ke stasiun luar angkasa pada Mei. Hal itu menandai yang pertama dari tanah air dalam hampir satu dekade.
NASA telah membeli kursi awak tambahan dari Rusia, karena program kru publik-swasta menghadapi penundaan, dengan misi Rubins menjadi yang terbaru.
AS dijadwalkan memulai misi operasional kapsul Naga Kru SpaceX. "Kami memiliki kemitraan yang luar biasa," kata Rubins dalam sebuah wawancara sebelum penerbangannya.
Dia bertekad terus melatih kru serta meminta kosmonaut datang ke Johnson Space Center untuk berlatih. Juru bicara Roscosmos mengatakan NASA dan Roscosmos telah berkomitmen melanjutkan kemitraan berbagi penerbangan. Keduanya sedang dalam pembicaraan menerbangkan astronaut Rusia dengan kendaraan AS dan menerbangkan astronaut AS dengan roket Rusia apabila diperlukan.
"Tentu saja, penerbangan timbal balik menarik untuk keandalan ISS dan operasi berkelanjutan," kata juru bicara itu.
Dia mengatakan pendekatan penerbangan awak campuran akan memastikan pengiriman awak ke stasiun jika terjadi masalah dengan pesawat ruang angkasa mitra.