Kementerian Bakal Masukan Inuki ke Holding BUMN Farmasi
Inuki akan difokuskan untuk mendukung kedoktekteran nuklir di Indonesia.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bakal menambah jumlah BUMN di dalam holding BUMN farmasi yang saat ini terdiri atas Bio Farma, Kimia Farma, dan Indofarma. Asisten Deputi Bidang Telekomunikasi dan Farmasi Kementerian BUMN Aditya Dhanwantara mengatakan satu BUMN yang akan bergabung dengan holding BUMN farmasi ialah PT Industri Nuklir Indonesia (Persero) atau Inuki.
Aditya mengatakan Kementerian BUMN berencana memasukkan Inuki ke dalam holding farmasi dan telah menyampaikan inisiasi kepada stakeholder untuk dimulainya proses menjadikan Inuki sebagai bagian dari holding farmasi.
"Kami berharap ini dapat selesai di 2021. Inuki akan difokuskan untuk mendukung kedoktekteran nuklir di Indonesia," ujar Aditya dalam Webinar Ngobrol Pagi Seputar BUMN bertajuk Kontribusi BUMN Farmasi Mengatasi Pandemi Covid-19 di Jakarta, Kamis (15/10).
Kata Aditya, kedokteran nuklir merupakan masa depan juga bagi industri kesehatan. Aditya menyampaikan Inuki nantinya akan terlibat dalam sektor riset dan pengembangan obat, maupun manufaktur dan perdagangan obat.
"Kita akan fokuskan Inuki bisa mendukung BUMN farmasi, sebentar lagi akan kita gabungkan ke BUMN farmasi supaya lebih efektif dan bagus," lanjut Aditya.
Aditya menyampaikan holding BUMN farmasi yang diisi PT Bio Farma, Indofarma, dan Kimia Farma sendiri telah terbentuk pada 31 Januari 2020 dengan dasar PP 76 tahun 2020.
Aditya menyampaikan Kementerian BUMN telah mempunyai lima pilar framework dalam pengembangan holding BUMN farmasi yang meliputi nilai ekonomi dan sosial untuk Indonesia, inovasi model bisnis, kepemimpinan teknologi, pengembangan investasi, dan pengembangan talenta.
Aditya menjelaskan holding BUMN farmasi juga bertujuan memperkuat industri farmasi nasional, meningkatkan ketersedian produk, menciptakan inovasi bersama dalam penyediaan produk farmasi, dan milestone pembentukan holding healthcare di Indonesia.
Aditya mengatakan konsolidasi dalam bentuk holding diharapkan mampu mendorong percepatan kemandirian industri farmasi nasional untuk mengurangu ketergantungan impor hingga memperbaiki struktur modal perusahaan dan meningkatkan kapasitas usaha.