Sepinya Penumpang LRT Jakarta, 150 Orang per Hari
Penumpang di Stasiun LRT Pegangsaan Dua normalnya 500 orang per hari.
REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Nugroho Habibi
Tak seperti di stasiun pada umumnya, seperti KRL Commuter Line atau MRT Jakarta yang berseliweran penumpang. Stasiun transportasi kereta ringan atau light rail transit (LRT) Jakarta tampak sepi dari penumpang pada Kamis (15/10) siang. Hanya segelintir orang yang naik di sejumlah stasiun.
Sejak dikomersilkan akhir 2019, animo masyarakat cukup tinggi untuk menggunakan moda transportasi LRT. Dari Stasiun LRT Velodrome, Pulogadung, Jakarta Timur, menuju Stasiun Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara, penumpang hanya dikenakan tarif Rp 5 ribu sekali jalan.
LRT Jakarta dibangun pada era Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pada medio 2015, dan beroperasi resmi pada 2019. Namun, akibat pandemi Covid-19, penumpang LRT Jakarta mengalami penurunan signifikan.
Tanda-tanda itu telah dimulai, sejak Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) pertama kali pada 10 April 2020. "Berbicara terkait dengan demand, menang di saat kita dari normal ke PSBB pertama kali itu anjlok sekali mencapai 90 persen turun," kata Kepala Stasiun LRT Pegangsaan Dua, Fajar Surya Lasmana saat ditemui di kantornya, Kamis.
Fajar mengumpamakan, penumpang di Stasiun LRT Pegangsaan Dua normalnya 500 orang per hari. Akibat pandemi Covid-19 dan diberlakukannya PSBB, penumpang turun menjadi sekitar 150 orang per hari.
Kenaikan jumlah penumpang sempat terjadi kala Pemprov DKI mulai memberlakukan PSBB transisi pada 5 Juni lalu. Waktu itu, Fajar menjelaskan, penumpang dapat menyentuh angka 300 per harinya. Penurunan kembali terjadi saat Pemprov DKI memutuskan untuk tarik rem darurat alias PSBB ketat yang dimulai sejak 14 September 2020. "PSBB pengetatan (penumpang) turun lagi," jelasnya.
Kendati belum dapat membandingkan jumlah penumpang usai diputuskannya PSBB transisi, menurut Fajar, penumpang LRT diyakini kembali naik. Pasalnya, PSBB transisi yang telah berjalan sejak 12 Oktober 2020, mulai memperlihatkan tanda-tanda kenaikan penumpang. "Sekarang ini belum terlihat. Yang pasti penambahan ada. Kita bisa lihat satu pekan ke depan."
LRT Jakarta memiliki enam stasiun, yakni Stasiun LRT Velodrom, Equastrian, Pulomas, Boulevard Selatan, Boulevard Utara, dan Pegangsaan Dua dengan panjang lintasan 5,7 kilometer. Saat pemberlakuan pengetatan PSBB, hanya ada dua unit LRT yang melayani enam stasiun tersebut.
Pada saat PSBB transisi ini, operator menambah dua rangkaian LRT. "Jadi keempatnya itu terus bergerak dari sini (Pegangsaan Dua) ke Velodrom dengan jarak waktu (headway) 10 menit interval kedatangannya," ucap Fajar.
Dari enam stasiun LRT, Fajar menjelaskan, dua stasiun, yaitu Velodrome dan Pulomas telah terintegrasi dengan Transjakarta. Penumpang yang turun di Stasiun Velodrome bisa melanjutkan perjalanan naik bus Transjakarta tujuan Pulogadung-Dukuh Atas. Sementara, di Stasiun Pulomas telah terintegrasi dengan Transjakarta rute Pulogadung-Harmoni.
"Jadi penumpang gak perlu tapping out, langsung tapping dengan satu pintu yang sama dengan Transjakarta. Satu-satunya di Asia Tenggara," jelas Fajar.
Selain itu, di Stasiun LRT Pegangsaan Dua juga terintegrasi dengan bus mini tujuan Sunter Agung. Namun, akibat anjloknya jumlah penumpang, layanan itu dihentikan untuk sementara waktu. "Ini bus Minitrans yang tidak punya jalur khusus, tapi semenjak PSBB ini dia tidak operasi karena penumpang berkurang," kata Fajar.
Corporate Communication PT LRT Jakarta, Santy Pradayini merinci, jumlah penumpang di enam Stasiun LRT selama masa PSBB transisi atau periode Juni hingga September 2020, mencapai 82.141 orang. "Pada PSBB II menurun hingga (jadi) 6.962 orang. Hal itu sesuai dengan Peraturan Gubernur DKI Nomor 88 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan PSBB," kata Santy.
Mengikuti kebijakan perusahaan yang banyak menerapkan kerja dari rumah (work from home), kapasitas angkut penumpang LRT juga dikurangi menjadi 30 penumpang per kereta atau 60 penumpang dalam satu rangkaian. LRT Jakarta hanya mengoperasikan dua rangkaian dengan headway 20 menit.
Menurut Santy, kebijakan itu menyesuaikan Surat Keputusan Kepala Dishub DKI Jakarta Nomor 156 tahun 2020 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan PSBB Bidang Transportasi. Sekarang, Santy menjelaskan, headway kembali menjadi 10 menit dengan empat kereta yang beroperasi.
Begitu pula dengan jam operasional LRT ikut diperpanjang. Diharapkan, masyarakat semakin banyak yang menikmati layanan LRT. "Mulai tanggal 12 Oktober 2020, jam operasional LRT Jakarta menjadi pukul 05.30 WIB-21.00 WIB yang berlaku setiap harinya dari yang sebelumnya 05.30 WIB-18.00 WIB," jelas Santy.