WHO: Eropa, Amerika Utara Harus Belajar dari Asia Soal Covid

Sebagian negara mengalami lonjakan kasus Covid-19 50 persen.

Pixabay
WHO: Eropa, Amerika Utara Harus Belajar dari Asia Soal Covid. Ilustrasi Covid-19
Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Pakar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Senin, mengatakan Eropa dan Amerika Utara harus belajar dari negara-negara Asia dalam mempertahankan langkah anti-Covid dan mengkarantina seseorang, yang melakukan kontak dengan pasien Covid-19.

Baca Juga


Pakar kedaruratan WHO Mike Ryan mengatakan kawasan Eropa yang dipantau WHO yang mencakup Rusia, melaporkan hingga 8.500 kematian dalam sepekan terakhir. Sebagian negara mengalami lonjakan kasus 50 persen.

Dalam beberapa bulan belakangan otoritas di Australia, China, Jepang serta Korea Selatan berhasil mengurangi penyebaran virus dengan menemukan kasus, mengisolasi mereka dan mengkarantina kontaknya. Penduduk mereka menunjukkan tingkat kepercayaan yang lebih tinggi terhadap pemerintah mereka, yang terus mempertahankan langkah pencegahan Covid-19.

"Dengan kata lain, mereka berlari melewati garis finish dan seterusnya, mereka masih berlari sebab mereka tahu pertandingan belum berakhir, bahwa garis finish itu salah. Begitu banyak negara yang menempatkan garis finish khayalan dan ketika mereka melewati ini mungkin mereka telah mengurangi kecepatan beberapa kegiatan mereka," kata Ryan.

"Negara-negara di Asia, Asia selatan, Pasifik Barat yang menurut saya berhasil, benar-benar meneruskan kegiatan inti tersebut," tambahnya.

Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mendesak otoritas agar bertahan dalam perang melawan virus corona, yang telah menginfeksi 40 juta orang lebih dan menelan lebih dari satu juta korban jiwa lainnya secara global, menurut hitungan terkini Reuters.

"Saya paham ada kelelahan, namun virus telah memperlihatkan bahwa begitu kita lengah, maka virus dapat muncul kembali dengan kecepatan yang sangat tinggi dan mengancam rumah sakit serta sistem kesehatan," kata Tedros.

Kim Sledge dari band Sister Sledge akan menyumbangkan hasil penjualan dari edisi khusus lagu hitnya "We Are Family" kepada WHO. Sledge menuturkan pesan dari lagu tersebut memiliki makna yang bersifat pribadi selama pandemi: "Sebab saya memiliki dua anggota keluarga, suami dan putri saya, yang berprofesi sebagai dokter, yang berada di garda terdepan."

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler