Pelatih Persib Minta Kepastian Soal Bursa Transfer

tidak ada yang tahu soal kepastian, termasuk soal bursa transfer pemain.

Republika/Hartifiany Praisra
Pelatih Persib, Robert Rene Alberts di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Kota Bandung, Selasa (15/9).
Rep: Hartifiany Praisra Red: Muhammad Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kompetisi Liga 1 2020 yang seharusnya dimulai pada awal Oktober terpaksa diundur akibat tidak adanya izin keamanan. Meski klub setuju kompetisi mulai pada 1 November, belum ada kepastian apapun soal kompetisi.

Pelatih Persib Bandung, Robert Rene Alberts menjadi salah satu pihak yang meminta kepastian itu. Dia menyebut tidak ada yang tahu soal kepastian, termasuk soal bursa transfer pemain.

"Kami dikabarkan tiba-tiba bursa transfer dibuka lagi karena beberapa klub meminta itu, padahal sebelumnya sudah sangat jelas hanya akan ada transfer window di paruh kedua pada bulan Desember jika liga digelar sesuai rencana pada Oktober," kata Robert dalam wawancara daring, Rabu (22/10).

Robert menyebut aturan itu masuk akal mengingat kompetisi baru berjalan selama tiga pekan hingga akhirnya mengalami penundaan. Meski Robert tidak memberi tahu siapa yang mengabarkannya soal bursa transfer.

"Jika klub tidak menemui kata sepakat dengan pemain untuk tinggal, itu normal dan biasa terjadi di sepak bola," kata Robert.

Namun hal berbeda akan muncul jika bursa transfer pemain kembali dibuka. Mengingat beberapa klub ada yang mengalami kesulitan finansial. Apalagi pemain masih menerima pembayaran sebesar 25 persen dan 50 persen.

"Jika tiba-tiba ada bursa transfer pemain yang datang dari langit ini, tentu akan jadi kejutan bagi banyak orang," kata Robert.

Persib memang lebih beruntung karena berhasil mempertahankan pemainnya. Hal ini membuktikan bahwa Persib merupakan klub profesional. Namun yang menjadi masalah adalah regulasi bahwa klub bisa mendatangkan pemain asing yang berasal dari kompetisi dari kasta manapun.

"Kami bisa mengambil pemain sekalipun bukan pemain profesional atau dari liga yang sangat buruk, level yang sangat bawah hanya untuk menigisi slot pemain asing. Saya rasa itu adalah hal yang salah, jika tidak bisa membawa pemain baru, lebih baik melihat pemain yang ada," kata Robert.

Hal ini tentu mempengaruhi kualitas kompetisi Liga 1 itu sendiri. Menurutnya, tidak perlu mencari pemain yang berasal dari level yang tidak jelas. Paling tidak, berikan kesempatan bagi pemain asal daerah atau memaksimalkan pemain yang ada.

"Mereka harus sesuai kualitasnya dengan standar yang ada di Indonesia dan saya rasa ini adalah isu besar yang harus didiskusikan, karena saya juga belum pernah berdiskusi, hanya mendengar kabar ini," kata Robert.

Dia pun meminta kejelasan mengenai apa regulasi pasti mengenai bursa transfer. Sehingga ketika kompetisi kembali, klub bisa tahu apa yang terjadi dan membantu sepak bola lebih profesional lagi.

"Semua klub harus tahu apa yang terjadi, demi kepentingan sepak bola Indonesia, bukan hanya kepentingan satu atau tiga klub yang tiba-tiba minta adanya bursa transfer lagi untuk mengisi kuota pemain asing mereka, karena mereka kehilangan pemain asing. Saya rasa ini adalah isu yang harus disampaikan," tegas Robert.


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler