Serapan Anggaran 2020 Kemensos Oktober Capai 82 Pesen

Dari pagu Rp 134 triliun, telah teralisasi Rp 110 triliun atau 82,30 persen.

Antara/Puspa Perwitasari
Menteri Sosial Juliari Batubara mengatakan realisasi serapan anggaran 2020 Kemenson per Oktober mencapai 82,30 persen.
Rep: Amri Amrullah Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Sosial (Kemensos) mengklaim realisasi serapan anggaran 2020 per 19 Oktober, tertinggi diantara semua lembaga dan kementerian pemerintah. Menteri Sosial Juliari P Batubara mengungkapkan per 19 Oktober, dari pagu Rp 134 triliun, telah teralisasi Rp 110 triliun atau 82,30 persen.

"Tertinggi dari seluruh Kementerian dan Lembaga," kata Juliari dalam keterangan, Kamis (22/10).

Mensos Ari, sapaan akrabnya mengatakan capaian itu dikarenakan kerja keras seluruh jajaran Kemensos. Terutama dalam menangani persoalan dampak pandemi yang ada di masyarakat. Ia mengklaim Kemensos menjadi salah satu kementerian yang paling sibuk di tengah pandemi ini.

"Kemensos bertanggung jawab terhadap anggaran sebesar Rp 134,008 triliun untuk puluhan juta KPM," katanya.

Namun, Mensos Juliari menegaskan di tengah pandemi ini Kemensos akan tetap berfokus menyelesaikan persoalan sosial lain, selain Covid-19. Seperti menurunkan angka stunting, pelayanan kesehatan bagi ibu hamil maupun balita dan lainnya. Semuanya harus dipastikan tetap berlangsung dan tidak berhenti di tengah pandemi ini.

“Presiden Joko Widodo menginstruksikan langsung kepada Kemensos dan Kementerian Kesehatan sebagai leading sektor dalam penanganan stunting,” ucapnya.

Kemensos sudah memiliki dua program yang sudah berjalan selama ini, yakni PKH dan Program BPNT. Dua program tersebut mencakup sasaran yang sangat besar dan efektif mendukung penanganan masalah stunting. Di lain pihak, dua program tadi juga terdapat komponen yang berhubungan langsung dengan agenda kesehatan.

Sebagai contoh, di PKH terdapat tujuh komponen di mana empat di antaranya terkait kesehatan, yakni ibu hamil, balita, lansia dan disabilitas. Sisanya tiga komponen terkait dengan pendidikan. Kemudian di Program Sembako/BPNT juga telah mengalami kenaikan indeks dari semula Rp 110 ribu per KPM per bulan menjadi Rp 150 ribu per KPM per bulan dan kemudian dalam penanganan dampak Covid-19, naik menjadi Rp 200 ribu per KPM per bulan.

Sejalan dengan peningkatan indeks juga dilakukan penambahan jenis komuditas. Yakni dari semula beras dan telur, selanjutnya direkomendasikan untuk membeli daging, ikan, ayam, dan kacang-kacangan.

Kemensos, lanjut Mensos, tetap optimis semua persoalan sosial juga bisa diselesaikan. Karena itu, Mensos menegaskan, bahwa optimisme juga menjadi prasyarat agar Indonesia mampu keluar dari krisis pandemi Covid-19. Mensos berharap semua komponen bersama-sama untuk saling membangun optimisme.

“Bangsa bangsa besar pernah mengalami kehancuran sebelum bisa maju. Tidak ada bangsa yang langsung besar,” katanya.



Baca Juga


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler