Dahsyatnya Padang Mahsyar Hari Kiamat, Siapa yang Selamat?
Terdapat golongan yang akan selamat di Padang Mahsyar kiamat kelak
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Saat hari kiamat umat manusia akan berkumpul di Padang Mahsyar. Pada fase Hari kiamat ini, matahari didekatkan kepada seluruh makhluk-Nya hingga berjarak satu mil di atas kepala mereka. Lalu seluruh manusia akan tergenang dalam peluh mereka berdasarkan kadar amalan mereka di dunia.
Di Padang Mahsyar, setiap manusia akan merasakan pembalasan dari apa yang telah dikerjakannya di dunia. Namun, ada beberapa golongan yang akan mendapat naungan dari Allah Swt.
Dikutip dari buku “Nashaihul Ibad” karya Syekh Nawawi Al-Bantani, Rasulullah SAW bersabda:
عن جابر بن عبد الله قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ثلاثة من كن فيه، أظله الله تحت ظل عرشه، يوم لا ظل إلا ظله: الوضوء على المكاره، والمشي إلى المساجد في الظلم وإطعام الجائع
“Tiga golongan yang akan dinaungi oleh Allah di bawah naungan arasy-Nya pada hari yang tidak ada naungan selain naungan-Nya (pada Hari Kiama).”
Golongan pertama yang akan mendapatkan naungan Allah di Hari Kiamat adalah orang yang tetap menyempurnakan wudhunya dalam keadaan yang tidak menyenangkan.
Maksudnya, menurut Syekh Nawawi, orang tersebut selalu berwudhu meskipun dalam kondisi yang menyulitkan, seperti halnya dalam kondisi dingin yang luar biasa.
Kemudian, golongan yang kedua adalah orang yang tetap berangkat ke masjid meskipun keadaan masih gelap. Menurut Syekh Nawawi, orang tersebut selalu berangkat ke masjid untuk mengikuti shalat berjamaah meskipun masih dalam keadaan gelap.
Terakhir, golongan yang akan mendapatkan naungan Allah di Hari Kiamat adalah orang yang sedang memberi makan orang kelaparan.
Namun, selain tiga golongan tersebut, dalam kitab “Nashaihul Ibad” ini Syekh Nawawi juga mengungkapkan tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan Allah di Hari Kiamat kelak. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah yang diriwatkan Abu Hurairah RA.
عن أبي هريرة رضي الله عنه قالَ: قالَ رسُولُ اللَّه ﷺ: سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ في ظِلِّهِ يَوْمَ لا ظِلَّ إلَّا ظِلُّهُ: إِمامٌ عادِلٌ، وشابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ اللَّه تَعالى، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌفي المَسَاجِدِ، وَرَجُلانِ تَحَابَّا في اللَّه: اجتَمَعا عَلَيهِ، وتَفَرَّقَا عَلَيهِ، وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ، وَجَمَالٍ فَقَالَ: إِنِّي أَخافُ اللَّه، ورَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فأَخْفَاها، حتَّى لا تَعْلَمَ شِمالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينهُ، ورَجُلٌ ذَكَرَ اللَّه خالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ
Tujuh golongan tersebut, yaitu pemimpin yang adil, pemuda yang tekun beribadah kepada Allah, orang yang berzikir mengingat Allah, orang yang hatinya terpaut dengan masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah berkumpul dan berpisah karena-Nya, lelaki yang diajak berzina oleh seorang perempuan cantik tapi dia menolaknya karena takut kepada Allah, orang yang bersedekah secara sembunyi-sembunyi hingga seolah-olah tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diperbuat tangan kanannya, dan orang yang berdzikir di keheningan hingga menetes air matanya.