Sidebar

Prancis akan Kirim Utusan ke Negara Berpenduduk Muslim

Friday, 06 Nov 2020 04:01 WIB
Prancis akan Kirim Utusan ke Negara Berpenduduk Muslim. Foto: Ribuan Muslim Bangladesh memprotes dukungan presiden Prancis terhadap undang-undang sekuler yang memungkinkan karikatur Nabi Muhammad berbaris untuk mengepung Kedutaan Besar Prancis di Dhaka, Bangladesh, Senin, 2 November 2020.

IHRAM.CO.ID, PARIS -- Pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron terkait dengan karikatur Nabi Muhammad membuat sejumlah negara berpenduduk Muslim geram. Pernyataan Macron yang dinilai menghina Nabi Muhammad membuat hubungan Prancis dan negara-negara itu dalam hubungan yang kurang baik.

Baca Juga


Menyadari hal itu, Prancis kini sedang berupaya memperbaiki kembali hubungan dengan negara-negara Muslim yang renggang akibat pernyataan Presiden Emmanuel Macron. Prancis berencana mengirimkan duta khusus untuk menyampaikan pandangan-pandangan Macron pada dunia Muslim. 

"Prancis mencari cara menunjuk duta besar khusus untuk menjelaskan pemikiran Presiden Emmanuel Macron tentang sekularisme dan kebebasan berekspresi," tulis The Guardian seperti dilansir Sputniknews  pada Kamis (5/11).

Utusan khusus Prancis itu ditugaskan untuk membantu mencegah sentimen anti Prancis menyebar lebih luas di mana telah terlihat di beberapa negara mayoritas Muslim dalam beberapa pekan terakhir. 

Dalam menjalankan pemerintahannya, Macron memang berupaya terlibat dan menjalin hubungan dengan dunia Muslim yang lebih luas. Namun sejauh ini hal itu hanya menunjukan sedikit kemajuan. Baru-baru ini Macron berkomunikasi dengan  pemimpin Palestina, Mahmoud Abbas , untuk meyakinkannya bahwa dia membedakan antara terorisme dan ekstremisme di satu sisi, serta Islam dan pemikiran Islam di sisi lain.

Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab, Anwar Gargash telah mendukung posisi Macron. 

 "(Muslim) harus mendengarkan baik-baik apa yang dikatakan Macron dalam pidatonya. Dia tidak ingin mengasingkan Muslim di barat, dan dia sepenuhnya benar," kata Gargash dalam sebuah wawancara dengan Die Welt. 

Berita terkait

Berita Lainnya