Akhir Tahun, Kementan Optimistis PDB Pertanian Masih Positif

Dua sektor yang diperhatikan Kementan ialah hortikultura dan peternakan.

Kementan
Kementerian Pertanian optimistis pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) sektor pertanian masih dapat tumbuh positif pada kuartal IV 2020.
Rep: Dedy Darmawan Nasution Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian optimistis pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) sektor pertanian masih dapat tumbuh positif pada kuartal IV 2020. Pasalnya, diyakini terdapat panen yang cukup besar dampak dari adanya percepatan tanam kedua tahun ini.


Kepala Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Kementan, Sudi Mardianto, mengatakan, sejak awal pandemi Kementan sudah mewanti-wanti seluruh direktorat jenderal teknis agar menggencarkan program percepatan tanam dan perluasan lahan pertanaman komoditas.

Pada musim tanam kedua misalnya, telah dipercepat sejak bulan April sehingga dapat dipastikan panen akan terus berlangsung menjelang akhir tahun. "Musim penghujan saat ini juga bisa dimanfatkan untuk mempertahankan produksi sehingga pertumbuhan PDB pertanian masih bisa tetap positif," kata Sudi kepada Republika.co.id, Jumat (6/11).

Pihaknya pun berharap agar iklim La Nina yang melanda Indonesia tidak dalam intensitas berat. Menurut Sudi, jika hujan tidak dalam curah yang tinggi akan sangat bermanfaat bagi kegiatan pertanaman khususnya tanaman pangan. "Berdasarkan kajian, kalau La Nina tidak kuat justru memberi kontribus baik ke produksi," ujarnya.

Hanya saja, yang masih menjadi catatan yakni untuk subsektor hortikultura dan peternakan. Sudi mengakui dua sektor itu memang sempat mengalami penurunan lantaran turunnya permintaan yang berimbas pada rendahnya harga.

Namun, seiring membaiknya sektor akomodasi, makanan dan minuman bisa meningkatkan permintaan bahan baku pangan dari industri hotel, restoran, dan katering (horeka). "Apalagi akan ada hari besar dan libur panjang ini akan dimanfaatkan momentumnya oleh kita agar permintaan komoditas pertanian makin meningkat sehingga fenomena harga jatuh bisa dikurangi," ujarnya.

Seperti diketahui, sektor pertanian masih mencatatkan laju pertumbuhan positif pada kuartal III 2020. Data terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertanian tumbuh 2,15 persen secara year on year (yoy), namun terjadi penurunan tipis dari kuartal sebelumnya sebesar 2,19 persen.

Pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) pada kuartal III 2020 tercatat mengalami kontraksi hingga minus 3,49 persen. Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan tersebut didominasi oleh kontribusi lima sektor, yakni pertanian, industri pengolahan, perdagangan, konstruksi, dan pertambangan.

Namun, dari kelima sektor itu, hanya pertanian yang masih tumbuh positif. Sementara, industri pengolahan tercatat minus 4,31 persen, perdagangan minus 503 persen, konstruksi minus 4,52 persen, serta pertambangan minus 4,28 persen.

Adapun, kontribusi PDB pertanian kuartal III terhadap total PDB nasional sebesar 14,58 persen. Kontribusi itu tercatat menurun dari kontribusi kuartal II yang tembus 15,46 persen. Namun masih lebih tinggi jika dibanding kuartal III 2019 yang hanya 13,45 persen. 

Sebelumnya,  Pengamat Pertanian Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia, Khudori, mengatakan, masih bertahannya sektor pertanian pada laju positif karena pangan tetap dibutuhkan. Adapun, penurunan tipis yang terjadi, menurut Khudori, karena faktor musim panen yang mulai berkurang dari kuartal kedua.

"Memang ini beda di kuartal dua bisa tumbuh tinggi sekali karena panen raya yang bergeser dari kuartal pertama. Itu memang terbukti," kata dia.

Karena itu, kata Khudori, pertumbuhan kuartal ketiga memang sudah diramalkan bahkan lebih rendah dari kuartal sebelumnya. Adapun pada kuartal keempat, Khudori meyakini sektor pertanian masih mampu tumbuh positif. "Ada peluang kembali turun tapi masih positif, kenapa turun? karena Oktober-Desember memang musim paceklik," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler