Satu Orang Meninggal Dunia Akibat Longsor di Tasikmalaya
Dari empat warga tertimbun longsor, satu meninggal dunia.
REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Seorang warga Desa Parung, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, meninggal dunia akibat tertimbun material longsor, Kamis (5/11). Kejadian tanah longsor itu dipicu oleh hujan dengan intensitas tinggi yang berlangsung lama pada Kamis.
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Raditya Jati mengatakan, berdasarkan informasi yang diterima dari BPBD Kabupaten Tasikmalaya, terdapat empat warga tertimbun longsor saat kejadian itu. Dari empat orang yang tertimbun, satu orang meninggal dunia.
"Satu warga meninggal atas nama Bubun berusia 45 tahun, sedangkan satu orang mengalami luka-luka dan dua lainnya berhasil selamat," kata dia melalui keterangan resmi, Jumat (6/11).
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Tasikmalaya Irwan membenarkan adanya warga yang meninggal dunia akibat longsor. Namun, menurut dia, longsor itu disebabkan oleh kecelakaan kerja, bukan bencana alam.
"Memang ada pengerjaan gorong-gorong di wilayah itu. Jadi yang meninggal itu tertimpa tanah gorong-gorong yang sedang dikerjakan," kata dia kepada Republika.
Kendati demikian, Irwan mengimbau agar warga tetap waspada menghadapi bencana alam. Sebab, cuaca di Tasikmalaya diperkirakan masih akan hujan hingga beberapa bulan ke depan.
Berdasarkan keterangan BNPB, Kabupaten Tasikmalaya termasuk wilayah dengan kategori sedang hingga tinggi untuk bahaya tanah longsor. Sebanyak 35 kecamatan berada pada kategori tersebut dengan luas bahaya mencapai 103.840 hektar, sedangkan jumlah populasi pada kecamatan tersebut sebanyak 269.488 jiwa.
Sementara itu, prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengidentifikasikan pada hari ini (6/11) kawasan Jawa Barat berpotensi hujan lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang. Pada hari ini, prakiraan cuaca kecamatan Cibalong berpotensi hujan ringan hingga hujan petir.
BNPB juga mengimbau masyarakat terhadap potensi bahaya hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor dan angin kencang. Wilayah Indonesia telah memasuki musim penghujan yang dipengaruhi fenomena La Nina. Dampaknya dapat memicu curah hujan lebih tinggi. Kesiapsiagaan dan kewaspadaan dibutuhkan setiap keluarga untuk mengantisipasi dan menghindar dari potensi bahaya.