Ilmuwan Buat Rencana Bangun Kota di Mars pada 2100
Ilmuwan dari Catalan berencana membuat kota di Mars dengan program Nuwa.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua puluh tahun yang lalu, gagasan membangun kota di Mars telah ditolak bahkan oleh ahli futurologi yang paling optimis sekalipun. Namun, berkat kemajuan teknologi hal tersebut pada akhirnya bisa menjadi kenyataan.
Institut Studi Luar Angkasa Catalan sedang mengerjakan proyek yang bertujuan untuk membangun Nuwa, sebuah kota di Mars, antara tahun 2050 dan 2100.
Program Nuwa adalah salah satu finalis kontes yang diselenggarakan oleh The Mars Society. Proyek ini bertujuan untuk menemukan proyek pembangunan kota yang paling dapat dicapai di planet ini. Guillem Anglada-Escude, seorang astrofisikawan yang bekerja untuk Catalan Institute of Space Studies, menjelaskan visinya untuk Nuwa.
"Kota yang bisa mandiri dan berkembang sendiri itulah tujuannya. Tidak hanya otonom tetapi juga mampu mempertahankan pertumbuhannya," katanya dikutip dari newseu.cgtn.com, Senin (9/11).
Kota ini akan memiliki cukup ruang untuk menampung 200.000 hingga 250.000 orang. Ini akan menjadi salah satu dari empat kota yang dibangun di Planet Merah.
Para ahli dari berbagai bidang berkontribusi pada proyek Nuwa. Salah satunya adalah Alfredo Munoz, seorang arsitek dan pendiri Abiboo Studio yang bertanggung jawab atas desain arsitektur kota.
Dia berencana agar Nuwa dibangun hampir seluruhnya dari terowongan yang dibangun di atas tebing yang akan memberikan perlindungan dari radiasi dan paparan sinar matahari. Munoz menjelaskan beberapa fitur utama kota.
"Seluruh kota memiliki 278 meter persegi per orang. Ini mencakup beberapa area di bagian bawah tebing yang kami sebut The Valley. Ruang-ruang itu menutupi area kota komunal utama. Dari sana, berkat dinding dan langit-langit transparan, Anda akan dapat melihat lanskap Mars," kata dia.
Anglada-Escude dan timnya optimis bahwa perbaikan teknologi jangka pendek akan memungkinkan pembangunan kota dimulai pada tahun 2050. "Yang kami butuhkan adalah roket. Dalam dua atau tiga tahun, roket ini mungkin menjadi kenyataan," kata dia.
Robot dan AI juga akan dibutuhkan untuk konstruksi, dengan lingkungan di Mars membuat manusia sulit membangun terowongan itu sendiri. Tim juga telah merancang sistem sosial-ekonomi yang mungkin didasarkan pada pemenuhan kebutuhan dasar orang-orang yang pindah ke sana.
"Ketika Anda sampai di sana, Anda mendapatkan perumahan, layanan dasar, dan perawatan kesehatan. Dan kemudian Anda harus bekerja beberapa jam per hari atau 50 persen dari waktu Anda untuk kota. Sisanya Anda dapat melakukan apa pun yang Anda inginkan," kata dia.