Senator Graham: Trump tak Boleh Menyerah!

Trump diminta untuk terus berjuang menghadapi sengketa pilpres AS.

AP/Evan Vucci
Presiden Donald Trump
Rep: Fergi Nadira Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Senator Republik Lindsey Graham menegaskan bahwa Presiden Donald Trump tidak boleh menyerah atas kekalahannya dalam ajang pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) melawan Joe Biden. Dia meminta Trump terus berjuang menghadapi sengketa pilpres AS yang dinilai janggal.

Menurutnya, Partai Republik tidak akan dapat memilih presiden lain dari partainya lagi jika Trump kalah. "Jika Partai Republik tidak menantang dan mengubah sistem pemilihan AS, tidak akan pernah ada presiden Republik lain yang terpilih lagi," ujar Graham pada Fox News, dikutip laman The Hill, Senin.

"Presiden Trump tidak boleh menyerah. Kami kehilangan 10 ribu suara di Georgia. Dia akan memenangkan North Carolina. Kami kehilangan, dari 93 ribu suara menjadi kurang dari 20 ribu suara di Arizona di mana lebih banyak suara akan dihitung," ujarnya menambahkan.

Berbagai proyeksi media termasuk Associated Press mencatat Joe Biden sebagai pemenang pilpres AS 2020. Namun Trump bersikukuh mengatakan, dia tidak akan menyerah dan menuduh berbagai pihak telah curang yang menyebabkan puluhan ribu surat suara ilegal.

Meski demikian, tim kampanye Trump tidak memberikan bukti untuk mendukung klaim presiden. Sementara Biden dalam pidato kemenangan pada Sabtu malam lalu berjanji untuk bekerja keras bagi orang Amerika yang memilih untuk menentangnya seperti mereka memilihnya.

Graham memenangkan pemilihan kembali dalam persaingan ketat mencapai kursi Senat AS. Ia tetap bersikukuh akan kemenangan Trump.

Sementara politkus Partai Republik lainnya di Kongres telah menyarankan Trump harus menyerah dan membiarkan Partai Republik memasuki babak berikutnya. "Saya pikir orang mengatakan bahwa prinsip konservatif masih menjadi bagian dari mayoritas opini publik di negara kita," ujar Senator Mitt Romney perwakilan Utah.

Tim kampanye Trump telah mengajukan tuntutan hukum di beberapa negara bagian di medan pertempuran utama. Pihaknya meminta hakim lokal untuk membatalkan atau berhenti menghitung surat.

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler