Sri Mulyani Prediksi Ekonomi RI Mulai Pulih Kuartal II 2021
Menurut Sri, tren menuju pemulihan sudah mulai terlihat pada kuartal ketiga 2020.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani memproyeksikan, pemulihan ekonomi Indonesia baru akan terjadi pada kuartal kedua hingga kuartal ketiga tahun depan. Momentum ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi 2021 yang diproyeksikan berada pada level lima persen.
Sri menjelaskan, disiplin masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan merupakan kunci utama untuk mencapai pemulihan ekonomi di level tersebut. Sebab, sikap disiplin akan membantu menjaga mobilitas masyarakat.
"Sehingga kita bisa mobile beraktivitas dan melakukan kegiatan tanpa menimbulkan penyebaran Covid-19," tuturnya dalam diskusi virtual, Selasa (10/11).
Sri menggambarkan, tren menuju pemulihan sebenarnya sudah mulai terlihat pada kuartal ketiga. Pada periode Juli hingga September ini, terjadi pembalikan setelah ekonomi mengalami kontraksi dalam pada kuartal kedua, meskipun masih lebih baik dibandingkan negara lain.
Ia berharap, dengan adanya perbaikan ekonomi global dan keberadaan vaksin, tren pemulihan bisa semakin terakselerasi.
Sembari mendorong pemulihan, Sri mengatakan, pemerintah juga akan fokus melihat masalah fundamental ekonomi yang menghalangi pertumbuhan pada tahun depan. Di sisi lain, menjaga layanan kesehatan dan potensi penganggaran vaksinasi juga tetap menjadi prioritas.
Sektor pendidikan tetap dialokasikan dengan anggaran terbesar tahun depan, yaitu Rp 550 triliun atau 20 persen dari belanja APBN, Rp 2.750 triliun. Disusul oleh perlindungan sosial yang mencapai Rp 421,71 triliun.
Sri mengatakan, anggaran yang besar untuk perlindungan sosial dikarenakan pemerintah masih melihat adanya tekanan besar terhadap ekonomi masyarakat rentan hingga semester pertama tahun depan. "Kita terus mendukung pemulihan agregat demand," ucap mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu.
Kesehatan dan ketahanan pangan juga menjadi prioritas pemerintah dengan masing-masing anggaran Rp 169,71 triliun dan Rp 104,2 triliun. Selain itu, pemerintah mendorong akselerasi pemulihan pariwisata yang mengalami tekanan berat di masa pandemi Covid-19 saat ini. Anggaran yang disiapkan untuk sektor ini adalah Rp 15,71 triliun.
Terakhir, bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) maupun infrastruktur juga menjadi fokus pemerintah. Pada masa pandemi, Sri menyebutkan, pemerintah menyadari perlunya perluasan dan peningkatan infrastruktur TIK yang akan sangat dibutuhkan ke depannya. "Oleh karena itu, belanja infrastruktur mencapai Rp 413,8 triliun dan ICT (TIK) hampir Rp 30 triliun," katanya.