Nabi SAW Jalani Tugas Kenabian dengan Nilai Mumtaz

Nabi Muhammad mampu merebut kembali Kota Makkah tanpa pertumpahan darah.

Republika/Mardiah
Nabi SAW Jalani Tugas Kenabian dengan Nilai Mumtaz. Ilustrasi Rasulullah
Rep: Imas Damayanti Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama kurang dari 23 tahun Nabi Muhammad SAW menjalankan misi dakwahnya, banyak prestasi yang ditorehkan Nabi dengan sikap kasih dan cinta beliau. Pakar Ilmu Alquran KH Ahsin Sakho pun menilai, Nabi menjalankan tugas kenabian dengan nilai mumtaz (sempurna).

Baca Juga


“Nabi menjalankan dakwah dan tugas kenabiannya itu dengan sangat mumtaz,” kata KH Ahsin dalam kajian live streaming di Ahsin Sakho Center, Rabu (11/11).

Beliau menjelaskan, salah satu prestasi terbesar Nabi adalah mampu merebut kembali Kota Makkah tanpa pertumpahan darah. Tak hanya mampu merebut, di bawah kepemimpinan Nabi Muhammad SAW, Kota Makkah mampu bertransformasi menjadi kota yang jauh dari budaya jahiliyah.

Ka’bah yang tadinya dikelilingi berhala-berhala di masa jahiliyah pun lambat laun hilang. Pertumbuhan Islam pun semakin kuat dan melekat menggantikan budaya jahiliyah. KH Ahsin menjelaskan, ketika Nabi menaklukkan kembali Makkah tanpa kekerasan, maka peristiwa itu disebut sebagai hari kasih sayang.

“Nabi bilang ketika Kota Makkah kembali direbut dengan istilah al-yaumu, yaumul marhamah la yaumul malhal (hari penaklukkan Makkah adalah hari kasih sayang, bukan hari pertumpahan darah),” ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler