Top 5 News: Akhlak Khabib Hingga Prajurit TNI AD Dipenjara

Akbar, pemulung yang viral karena membaca Alquran diangkat anak oleh Syekh Ali Jaber.

EPA-EFE/MAXIM SHIPENKOV
Khabib Nurmagomedov
Red: Karta Raharja Ucu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Akhlak Khabib Nurmagomedov terhadap perempuan, membuat seorang petarung MMA asal Australia, Megan Anderson menemukan indahnya Islam. Cerita akhlak Khabib itu pun membuat berita tersebut menjadi terpopuler.

Selain itu ada juga berita Kopda Asyari Tri Yudha, selaku personel Kompi A Batalyon Zeni Konstruksi (Yonzikon) 11/Durdhaga Wighra dikenakan sanksi penjara. Penyebabnya karena dia menyebut Habib Rizieq Shihab saat para personel TNI hendak melakukan pengamanan kepulangan HRS.

Berikut top 5 news Republika.co.id pada Kamis, 12 November 2020.

1. Dicuekin Khabib, Petarung Cantik Temukan Indahnya Islam


JAKARTA -- Megan Anderson, petarung MMA asal Australia, punya kisah menarik ketika bertemu Khabib Nurmagomedov dalam sebuah acara UFC pada 2016. Saat akan bersalaman, petarung wanita asal Negeri Kanguru itu diabaikan oleh Khabib dan timnya.

 

"Normalnya setelah pertarungan selesai, aku berjabatan tangan dengan tim lawan, bersalaman dengan pelatihnya. Jadi, saya mencoba bersalaman, tapi Khabib jelas-jelas mengabaikanku,’’ cerita Megan dalam unggahan video di channel Youtube-nya The Megan Anderson Show pada Agustus 2020.

Ilustrasi. Megan Anderson diacuhkan Khabib Nurmagomedov saat ingin menjabat tangannya untuk bersalaman. - (Youtube)

Saat itu, Megan tidak tahu bahwa Khabib Nurmagomedov adalah seorang Muslim. Jadi, ketika Khabib tidak membalas uluran tangannya, petarung wanita berusia 30 tahun itu bingung dan merasa ada yang aneh. Apakah dia telah melakukan kesalahan atau telah salah bicara sehingga Khabib menolak bersalaman dengannya. Megan pun sempat berpikir Khabib tidak suka dengan kehadiran dirinya.

Baca berita selengkapnya di sini.

2. Prajurit TNI AD Dipenjara 14 Hari, Personel TNI AU Diborgol
JAKARTA -- Panglima Kodam (Pangdam) Jaya Mayjen Dudung Abdurachman mengatakan, Kopda Asyari Tri Yudha, selaku personel Kompi A Batalyon Zeni Konstruksi (Yonzikon) 11/Durdhaga Wighra dikenakan penjara. Dalam video yang direkam dalam perjalanan pengamanan menuju Bandara Soekarno-Hatta pada Senin (9/11), Kopda Asyari mengaku, siap mengawal kedatangan pendiri Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab.

 

 

"Persiapan pengamanan Imam Besar Habib Rizieq Shihab, kami bersamamu Imam Besar Habib Rizieq Shihab. Takbir, Allahu akbar," ucap Kopda Asyari dalam video yang direkamnya sendiri tersebut. Dudung pun menganggap jajarannya itu telah melanggar aturan internal tentang media sosial (medsos).

Habib Rizieq Shihab (HRS) (tengah) beserta keluarga tiba di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (10/11/2020). HRS beserta keluarga kembali ke tanah air setelah berada di Arab Saudi selama tiga tahun. - (Antara/Muhammad Iqbal)

“Viralnya anggota Zipur 11/Durdhaga Wighra, personel tersebut mendapatkan hukuman disiplin militer berupa penahanan ringan sampai dengan 14 hari, karena tidak menaati perintah kedinasan yang sudah dikeluarkan berulang kali tentang larangan penyalah gunaan media sosial oleh prajurit TNI AD dan keluarganya,” kata Dudung saat mengunjungi Markas Yonzikon 11 di Matraman, Jakarta Pusat, dalam siaran, Kamis (12/11).

Yonzikon 11 sebelumnya berada di bawah Pusat Zeni Angkatan Darat (Pusziad). Kemudian KSAD Jenderal Andika Perkasa memimpin serah terima pengalihan komando dan pengendalian (alih kodal) dari Pusziad kepada Kodam Jaya di Mabesad pada Jumat (23/10).

Baca berita selengkapnya di sini.

3. Tangis Haru Keluarga Pecah Saat Akbar Dibawa Syekh Ali Jaber
GARUT -- Ulama kondang asal Arab Saudi yang telah menjadi warga negara Indonesia, Syekh Ali Jaber mendatangi rumah keluarga besar Muhammad Gifari Akbar (16 tahun), di Kampung Sodong, Kelurahan Muarasanding, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Rabu (11/11). Kedatangannya itu untuk meminta izin mengangkat pemuda yang sempat viral karena sedang membaca Alquran saat memulung itu sebagai anak asuh. Syekh Ali juga akan mendidik Akbar agar bisa menjadi imam besar.

Syekh Ali Jaber (kanan) memeluk Muhammad Al Gifari (kiri) saat pertemuannya di sela acara Milad Yayasan Nuurun Nisaa di Cihanjuang, Kabupaten Bandung Barat, Rabu (11/10). Dalam pertemuannya tersebut, Syekh Ali Jaber berencana memberangkatkan Umrah Muhammad Al Gifari atau yang akrab disapa Akbar dan mengangkatnya menjadi anak angkat. Foto: Abdan Syakura/Republika - (ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA)

Kedatangan Syekh Ali ke kampung halaman Akbar disambut oleh warga sekitar. Ratusan warga ingin melihat langsung sosok ulama yang telah terkenal itu mendatangi rumah tetangga mereka.

Syekh Ali yang sampai ke lokasi sekira pukul 20.15 WIB disambut oleh lantunan shalawat oleh warga. Setelah menyapa warga, Syekh Ali langsung menuju rumah kakek dan nenek Akbar, tempat Akbar tinggal jika pulang ke Garut, yang tak jauh dari jalan.

"Saya bangga sekali bisa bertemu langsung dengan keluarga Akbar di Garut. Dan saya memohon pamit, izin, untuk bisa bawa Akbar dibina. Insya Allah akan dijadikan imam besar Indonesia," kata dia, Rabu (11/11) malam.

Baca berita selengkapnya di sini.

4. Armenia Hancurkan Hampir Seluruh Masjid Azerbaijan
BAKU -- Sebanyak 63 dari 67 masjid yang berfungsi di Nagorno-Karabakh dan distrik yang berdekatan di Azerbaijan hancur total. Menurut laporan Trend mengutip dari Azerbaijan National Academy of Sciences (ANAS), empat masjid hancur sebagian.

 

“Data ini diperoleh selama studi kerusakan yang menimpa monumen sejarah dan budaya di tanah pendudukan Azerbaijan. Pekerjaan ini dilakukan atas kerja sama antara Dana Internasional untuk Budaya dan Warisan Turki, Institut Hukum dan Hak Asasi Manusia ANAS dan Komisi Nasional Azerbaijan di UNESCO,” ujar pesan itu, dilansir di Trend, Rabu (11/11).

Masjid Sushi di Azerbaijan. - (Wikipedia)

Ketua Persatuan Publik untuk Perlindungan Monumen Sejarah dan Budaya di Wilayah Pendudukan Azerbaijan Faig Ismayilov, mengatakan pegawai Institut Hukum dan Hak Asasi Manusia ANAS, mencatat 215 monumen sejarah dan budaya rusak di Shusha, 140 di Aghdam, 93 di Jabrayil dan Khojavend masing-masing, Kalbajar sebanyak 91, distrik Lachin  sebanyak 74, Gubadly dan Fuzuli masing-masing 71, Zangilan sebanyak 56 dan Khojaly sebanyak 28 monumen sejarah dan budaya.

Baca berita selengkapnya di sini.

5. Sempat Nihil 30 Tahun, Adzan di Susha Armenia Terdengar Lagi
SHUSHA – Kumandang Adzan mulai terdengar pada  Rabu (11/11) di kota simbolis Shusha, Nagorno-Karabakh untuk pertama kalinya dalam hampir tiga dekade. 

 

Dilansir dari laman Anadolu Agency pada Kamis (12/11), rekaman di media sosial menunjukkan seorang tentara Azerbaijan mengumandangkan adzan di Masjid Yukhari Govhar Agha, yang bersejarah di Shusha. 

Kota ini merupakan divisi administratif di Azerbaijan atau wilayah Azerbaijan yang diakui secara internasional. Namun, Azerbaijan tidak menguasai kota ini, karena telah dikuasai oleh pasukan Armenia sejak 8 Mei 1992 selama perang Nagorno-Karabakh. Terletak di jalan menuju Khankendi, kota terbesar di kawasan itu.

Baca berita selengkapnya di sini.

BONUS 6. Ini Jumlah Korban Terdampak Ledakan di Konsulat Prancis
JEDDAH — Dua orang dilaporkan terluka atas serangan di pemakaman non-Muslim. Acara yang diselenggarakan oleh Konsulat Prancis di Jeddah, Rabu (11/11), tersebut merupakan rangkaian peringatan dari akhir Perang Dunia I.

Nathalie Goulet, seorang senator Prancis dan anggota kelompok parlemen antara Prancis serta negara-negara Teluk, mengatakan, sebuah alat peledak diperkirakan telah dilemparkan ke pemakaman tersebut. Menurut Goulet, dua orang yang terluka dalam ledakan itu mengalami luka ringan.

Lebih lanjut, dalam peringatan 102 tahun gencatan senjata yang mengakhiri Perang Dunia I itu, dilaporkan juga ada beberapa perwakilan dari berbagai negara yang hadir. Khususnya, negara-negara Eropa yang memang kerap memperingatinya setiap tahun. Hingga adanya berita ini, pejabat Saudi belum mengomentari insiden itu.

Mengutip the hill, Rabu (11/11), Serangan pada Konsulat Prancis itu bukan yang pertama kali terjadi. Sebab, pada 29 Oktober lalu, ada serangan pada penjaga di Konsulat Prancis di Jeddah. Serangan tersebut diyakini dilakukan oleh seorang pria Saudi, meski tidak ada motif yang jelas dalam penikaman itu.

Baca berita selengkapnya di sini.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler