Persi: Peningkatan Pasien Covid di RS Mulai Terasa

Angka keterisian di beberapa RS rujukan Covid naik 50 persen hingga 60 persen.

M RISYAL HIDAYAT/ANTARA
Sejumlah petugas tenaga kesehatan berjalan di area tower 1 Rumah Sakit Darurat COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran di Jakarta, Kamis (12/11/2020). Perkembangan data per 12 November 2020 menunjukkan penambahan kasus positif baru sebanyak 4.173 orang dengan total kasus terkonfirmasi COVID-19 mencapai angka 452.291 sementara jumlah pasien yang telah sembuh dari Corona sebanyak 382.084. Sedangkan total pasien yang meninggal dunia sebanyak 14.933 orang.
Rep: Rr Laeny Sulistyawati Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lonjakan kasus harian infeksi virus corona SARS-CoV2 (Covid-19) hingga 5.000 dalam dua hari terakhir mulai menimbulkan dampak keterisian tempat tidur rumah sakit (RS) rujukan Covid-19. Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) mencatat penambahan pasien Covid-19 di RS.

"Peningkatan pasien mulai terasa, data menyebutkan keterisian di beberapa RS rujukan merangkak naik 50 persen menuju 60 persen," kata Sekretaris Jenderal Persi Lia G Partakusuma saat dihubungi Republika, Ahad (15/11).

Baca Juga


Sebab, dia menambahkan, semakin banyak kasus Covid-19 dan menunjukkan gejala yang berarti harus dirawat di fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan (FKRTL). Beruntung, banyak pemerintah daerah, termasuk Jakarta yang menyediakan hotel sebagai tempat isolasi mandiri pasien gejala ringan sehingga keterisian rumah sakit kini tidak terlalu penuh.

Sedangkan, pasien dengan gejala sedang hingga berat terutama yang memiliki penyakit penyerta (komorbid) dan pasien kondisi kritis bisa langsung dirawat di rumah sakit (RS). Lia memastikan, lebih dari 1.000 rumah sakit milik pemerintah dan swasta menjadi rujukan pasien Covid-19 terus siaga menerima pasien. Kendati demikian, ia menegaskan bukan berarti berapapun pasien yang masuk ke RS pasti langsung diterima.

"Persi berharap keterisian tempat tidur untuk pasien Covid-19 di bawah 50 persen, karena RS rujukan ini juga menerima pasien penyakit lain. Jangan sampai hanya fokus pada Covid-19 membuat pasien penyakit selain infeksi virus itu akhirnya terlantar," ujarnya.

Lia menyontohkan pasien penyakit seperti jantung, ginjal, atau melahirkan bayi yang membutuhkan perawatan atau kontrol di rumah sakit. Jika penderita penyakit ini masih bisa menahan diri di dua atau tiga bulan pertama, namun pandemi yang berlangsung dalam jangka panjang seperti saat ini membuat mereka mau tak mau harus kontrol atau dirawat.

"Pasien non-Covid juga harus kami jaga," katanya.

Oleh karena itu, ia meminta masyarakat jangan merasa santai dan meremehkan penularan virus ini. Persi berharap masyarakat lebih siaga, apalagi saat ini terlihat tren pasien Covid-19 yang masuk di RS bukan hanya satu atau dua orang. Lia menyebutkan, kini tak jarang pasien masuk ke RS bersama-sama, misalnya dari satu keluarga yang sama.

"Kalau ada lonjakan Covid-19 dan masuk RS bersamaan kan repot," katanya.

Kekhawatirannya pada lonjakan kasus Covid-19 bercermin penambahan kasus beberapa waktu lalu. Saat itu, banyak pasien masuk RS hingga membuat kapasitas RS padat. Imbasnya, calon pasien saat akan masuk RS harus mengantre dan pelayanan pasien Covid-19 menjadi lambat dan ujung-ujungnya bisa protes ke pihak rumah sakit.

Sebelumnya, konfirmasi kasus positif Covid-19 harian melonjak diatas 5.000 dalam dua hari terakhir. Konfirmasi kasus positif Covid-19 Jumat (13/11) sebanyak 5.444 dan Sabtu (14/11) sebanyak 5.272.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler