Thiem: Hidup di Gelembung Tenis Melelahkan
Thiem berbicara protokol ketat Covid-19 yang diterapkan turnamen untuk para pemain.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Petenis nomor tiga dunia asal Austria, Dominic Thiem, mengatakan tahun ini adalah salah satu yang termudah secara fisik, Akan tetapi, hidup di gelembung tenis telah melelahkan pikirannya.
Setelah kemenangan tiga setnya atas juara bertahan Stefanos Tsitsipas dalam pertandingan round-robin pembuka di ATP Finals 2020, Thiem berbicara tentang protokol ketat Covid-19 yang diterapkan turnamen untuk para pemain.
Edisi ke-12 ATP di London ini dimainkan tanpa penonton karena pandemi Covid-19 dan ibu kota Inggris ini lagi-lagi diisolasi untuk membendung penyebaran virus.
Semua pemain tinggal di sebuah hotel beberapa menit berjalan kaki dari O2 Arena, meskipun mereka harus datang dengan mobil untuk menghindari kemungkinan berinteraksi dengan siapa pun di luar gelembung.
Juara US Open ini mengatakan, hidup dalam gelembung dan bermain di stadion kosong telah menjadi rutinitas yang sudah biasa. Itu, kata Thiem, bisa berdampak buruk secara mental.
"Ini tahun termudah untuk waktu yang lama, hari ini adalah pertandingan ke-30 saya di Tour yang bukan merupakan jumlah yang besar," kata Thiem kepada wartawan setelah kemenangannya atas Tsitsipas.
"Tapi secara mental itu sulit karena Anda mendapatkan begitu banyak energi dari para penonton di stadion jika Anda meraih kemenangan besar seperti hari ini, begitu banyak energi positif dan semua ini hilang," kata Thiem yang tahun lalu kalah di final dari Tsitsipas di depan 18.000 .
"Berada di kota, seperti London atau New York, restoran besar, keluar dengan orang yang Anda cintai, itu juga memberi Anda energi, tetapi semua ini hilang. Tapi kami sangat bersyukur bahwa acara ini terjadi dan kami dapat melakukan pekerjaan kita. "
Bahkan kemungkinan joging di sepanjang Sungai Thames tak diperkenankan bagi para pemain. Sebab ketika mereka tidak berada di dalam arena berkubah besar, mereka dipastikan harus terkurung di dua lantai hotel mereka.
"Kami tidak bisa berhubungan dengan orang-orang yang tidak berhubungan dengan tenis sehingga menjadikannya lingkungan yang aman, tetapi itu cukup sulit karena kami hanya mendapatkan udara segar dua atau tiga menit setiap hari dan tidak ada sinar matahari," kata Thiem.
Thiem, yang bermain di final untuk tahun kelima berturut-turut, adalah pemain yang lebih beringas pada set pertama saat harus bangkit dari defisit 1-4 untuk memenangi tiebreak.
Setelah Tsitsipas merebut set kedua, Thiem bermain lebih klinis untuk memenangi set penentuan dengan nyaman.
"Tahun lalu atmosfer di final gila tapi hari ini sedikit berbeda," katanya.