Kisah Ibnu Batutah yang Telah Menjelajah ke 40 Negara
Ibnu Batutah melakukan perjalanan lebih dari 120.700 kilometer.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ibn Batutah dikisahkan baru berusia 21 tahun pada 13 Juni 1325, ketika dia berangkat seorang diri untuk melakukan perjalanan darat sejauh 4.828 kilometer ke Makkah dari rumahnya di Tangier, Maroko. Dia meninggalkan keluarga, teman, dan kampung halamannya, dan tidak bertemu mereka lagi selama 29 tahun.
Beberapa keluarganya tidak pernah dia lihat karena wabah melanda tanah kelahirannya sebelum dia kembali. Dia melakukan perjalanan dengan berjalan kaki, berkuda, dan berlayar lebih dari 120.700 kilometer dan melewati lebih dari 40 negara modern.
Melalui kisah perjalanan Batutah di abad pertengahan, kita mengetahui adanya jalur perdagangan emas yang dimulai dari Sahara Afrika menuju Mesir dan Suriah, jamaah haji yang tak henti ke Makkah, kulit kerang dari Maladewa diekspor ke Afrika Barat, tembikar, dan uang kertas dari China masuk ke Barat. Ibn Battuta juga menyebut soal wol dan lilin, emas dan melon, gading dan sutra, sheikh dan sultan, orang bijak, dan jamaah haji.
Ia bekerja sebagai qadi, hakim untuk sultan dan kaisar, perjalanannya adalah percampuran ibadah, bisnis, petualangan, dan mengejar ilmu. Dia kembali ke kota asalnya tiga dekade kemudian dan menceritakan kisah tentang negeri yang jauh dan eksotis yang telah dia pijak.
Sultan Fez (Fes), Abu 'Inan memintanya menuliskan pengalamannya di Rihla, sebuah buku perjalanan. Seorang juru tulis kerajaan, Ibn Juzayy, menyelesaikan tugas tersebut dalam dua tahun. Catatan Ibnu Batutah tentang Mali abad pertengahan di Afrika Barat menjadi satu-satunya catatan yang kita miliki saat ini.
https://muslimheritage.com/travellers-and-explorers/