Langkah Selanjutnya Pfizer Bawa Harapan dari Vaksin Covid-19
Vaksin Pfizer dan Moderna bisa jadi diberikan mulai Desember 2020 di AS.
REPUBLIKA.CO.ID, oleh Kamran Dikarma, Lintar Satria, Indira Rezkisari
Kabar baik tentang vaksin Covid-19 datang dari Negara Paman Sam. Setelah vaksin Covid-19 produksi Pfizer disebut memiliki tingkat keefektifan 90 kini, kini muncul vaksin dari Moderna yang bahkan mengklaim memiliki keefektifan 94 persen.
Keberhasilan Pfizer dan Moderna membuat Amerika melangkah maju dalam pengadaan vaksin Covid-19. Perusahaan farmasi Pfizer akan memulai program percontohan imunisasi Covid-19 di empat negara bagian Amerika Serikat (AS) sebagai tindak lanjut. Wilayah yang dipilih adalah Rhode Island, Texas, New Mexico, dan Tennessee.
Dalam sebuah pernyataan yang dikutip Selasa (17/11), Pfizer memilih empat negara bagian tersebut karena perbedaan dalam ukuran keseluruhan, keragaman populasi, dan infrastruktur imunisasi. “Empat negara bagian yang termasuk dalam program percontohan ini tidak akan menerima dosis vaksin lebih awal daripada negara bagian lain berdasarkan uji coba ini, juga tidak akan menerima pertimbangan yang berbeda,” kata Pfizer.
Belum lama ini Pfizer telah mengumumkan hasil uji klinis tahap akhir vaksin Covid-19 yang dikembangkannya. Ia mengklaim vaksinnya memiliki tingkat keefektifan 90 persen.
Pengembangan vaksin memang telah menjadi tantangan utama dalam penanganan pandemi Covid-19. Namun resistensi publik terhadap vaksin juga muncul sebagai arena baru pembahasan. Sejumlah jajak pendapat yang dilakukan sebelum dan selama pandemi menunjukkan adanya ketidakstabilan kepercayaan terhadap vaksin. Proses pembuatan vaksin yang "dikebut" menjadi salah satu faktor kekhawatiran.
The Reagan-Udall Foundation, sebuah organisasi nirlaba yang mendukung Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA), telah mengadakan kelompok fokus untuk mengukur suasana hati publik terkait vaksin Covid-19. Belasan grup fokus yang terdiri dari 150 orang mengungkapkan kekhawatiran mereka.
"Kami mendengar ketidakpercayaan pada pemerintah dan sistem perawatan kesehatan. Banyak yang tidak ingin berada di baris pertama untuk disuntik (vaksin)," kata Kepala Eksekutif The Reagan-Udall Foundation Susan Winckler.
Pakar dari Cornell University Douglas Kriner dan Sarah Keps menilai, tingkat kemanjuran yang tinggi dalam hasil uji klinis vaksin Covid-19 milik Pfizer dan BioNTech dapat membantu meningkatkan kepercayaan publik. Belum lama ini mereka membuat penelitian tentang persepsi publik tentang vaksin Covid-19.
Penelitian mereka menyimpulkan, jika vaksin Covid-19 awal sama efektifnya dengan suntikan flu, penyerapan oleh masyarakat Amerika mungkin jauh dari tingkat 70 persen yang dibutuhkan untuk mencapai "kekebalan kelompok". "Jika vaksin itu 90 persen efektif, itu akan secara signifikan meningkatkan kesediaan orang Amerika untuk memvaksinasi lebih dari 10 persen, penting untuk memastikan penerimaan publik yang cukup untuk membantu Amerika Serikat (AS) pada akhirnya mendekati kekebalan kelompok," kata Sarah Kreps.
Pada November awal lalu World Economic Forum (WEF) menggelar survei dengan melibatkan 18.526 responden dari 15 negara. Hasilnya menunjukkan 73 persen responden bersedia memperoleh vaksin Covid-19. Angka itu menurun empat poin dibandingkan pada Agustus. Terlepas dari persepsi publik, para ahli telah memperingatkan pembicaraan apa pun mengenai risiko dan keuntungan vaksin harus dilakukan secara jujur.
Saat ini terdapat sekitar 200 kandidat vaksin Covid-19 yang sedang dikembbangkan di seluruh dunia. Belasan di antaranya sudah memasuki uji klinis pada manusia. Kendati demikian, hingga kini belum ada satu pun yang benar-benar telah disetujui untuk digunakan secara luas. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan sekitar 70 persen orang harus diinokulasi untuk menghentikan penularan virus, dilansir dari Reuters.
Pakar penyakit menular AS Dr Anthony Fauci, seperti dikutip CNN, menyambut baik keberhasilan vaksin Covid-19 dari Moderna dan Pfizer. Apalagi keefektifan vaksin Moderna sedikit lebih tinggi dari Pfizer.
"Ini jelas merupakan hasil yang sangat menggembirakan, sebaik yang didapatkan, 94,9 persen benar-benar luar biasa," katanya.
Moderna mendapatkan hasil uji coba pada Ahad (15/11) sore bersama anggota Dewan Pemantauan dan Keamanan. Sebuah kelompok independen yang menganalisis uji coba vaksin perusahaan tersebut.
Fauci mengatakan proses vaksinasi dapat dimulai pada pekan kedua bulan Desember. Vaksinasi diperkirakan awalnya akan diberikan pada kelompok beresiko tinggi dan baru dapat tersedia bagi seluruh populasi pada musim semi tahun depan di Amerika.
Amerika sudah mencatatkan 11,2 juta kasus Covid-19. Lonjakan satu juta kasus baru terjadi sepekan terakhir. Gubernur dan Wali Kota mulai memberlakukan pengetatan jelang libur Thanksgiving.
Vaksin Pfizer dan Moderna nantinya diberikan dua kali. Amerika berharap bisa mendapatkan 20 juta dosis vaksin Moderna dan 20 juta dosis lagi dari Pfizer-BioNTech pada akhir Desember.
Presiden Moderna, Dr Stephen Hoge, menyatakan kegembiraannya atas pencapaian pengembangan vaksin Covid-19. Ia mengatakan, hasil yang meyakinkan dari dua perusahaan farmas berbeda menambah kepastian efektivitas vaksin Covid-19.
"Itu memberi kita harapan kalau vaksin bisa membantu menyetop pandemi dan mudah-mudahan bisa mengembalikan kembali hidup kita," kata Hoge ke AP. "Bukan hanya Moderna yang bisa menyelesaikan masalah ini. Masalah ini membutuhkan banyak vaksin untuk memenuhi kebutuhan global."
Siapa yang akan menerima vaksin di Amerika belum dipastikan. Sekretaris Lembaga Kesehatan dan Kemanusiaan, Alex Azar, namun menaruh harapan dosis yang cukup akan tersedia pada akhir Januari bagi mereka di atas 65 tahun. Kelompok lansia masuk kategori risiko tinggi virus corona dan juga bagi tenaga kesehatan. Fauci mengatakan, butuh waktu hingga musim semi atau musim panas bagi mereka yang tidak tergolong risiko tinggi untuk bisa mendapatkan vaksin.
The National Institutes of Health yang membantu pengembangan vaksin Moderna dan direkturnya Dr Francis Collins mengatakan hasil vaksin dari dua perusahaan memberi keyakinan kepada ilmuwan. Bahwa mereka menuju langkah yang benar dalam menghasilkan vaksin yang efektif.
Vaksin Moderna melalui uji klinis ke 30 ribu relawan yang menerima vaksin sungguhan atau plasebo. Sebanyak 95 infeksi tercatat terjadi setelah penyuntikan vaksin kedua ke relawan. Hanya lima penyakit terjadi pada relawan yang benar-benar mendapatkan vaksin.
Moderna memberi laporan tambahan yang menjanjikan pula. Dari 11 kasus Covid-19 yang terjadi ke relawan adalah mereka yang menerima plasebo dan tidak ada kekuatiran signfikan dari kasusnya. Dampak samping yang utama adalah kelelahan, sakit otot, dan sakit di lokasi penyuntikan setelah menerima dosis kedua.
"Kami belum sampai ke titik finis," kata Dr James Cutrell, pakar penyakit menular di UT Southwestern Medical Center, Dallas. "Jika masih impresi atau persepsi atau ini hanyalah cap stempel semata, atau due diligence tidak dilakukan serius, semua bisa melemahkan keyakinan publik."
Masih ada banyak misteri seputar efektivitas vaksin. Termasuk lamanya perlindungan, atau jika vaksin bisa bekerja efektif di kelompok usia muda dan tua, kata Kepala Ilmuwan WHO, Dr Soumya Swaminathan. "Kita juga berharap uji klinis akan terus melanjutkan koleksi data, karena sangat penting untuk tahu secara jangka panjang
Vaksin Moderna adalah salah satu dari 11 kandidat pengujian tahap akhir vaksin Covid-19. Sebanyak empat di antaranya melakukan pengujian di Amerika.