Prima Gusti Yanti Jadi Profesor Ke-16 Uhamka
Pengajaran sastra penting sebagai sarana pembentukan karakter bangsa.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagai Universitas terakreditasi A, Uhamka terus meningkatkan penambahan guru besar atau profesor. Prima Gusti Yanti, wanita kelahiran Pekanbaru, 7 Agustus 1966, resmi dikukuhkan sebagai guru besar atau profesor yang ke-16 di Uhamka dan ke-131 di lingkungan Muhammadiyah dalam Bidang Ilmu Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Pengukuhan Profesor dilaksanakan dalam sidang terbuka senat Universitas Muhammadiyah Prof DR HAMKA (Uhamka), Jakarta, Senin (16/11).
Pengukuhan profesor tersebut dihadiri Ketua LLDIKTI Wilayah III Agus Setyo Budi, Ketua Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan PP Muhammadiyah Siti Muslimah Widiyastuti, ketua PWM DKI Jakarta, BPH Uhamka, pimpinan Uhamka, dan tamu undangan yang mengikuti kegiatan ini secara daring via Zoom Meeting. Kegiatan ini juga dihadiri secara langsung oleh Senat Uhamka, Rektor Uhamka, dan keluarga besar Prof Prima Gusti Yanti, dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Rektor Uhamka Prof Gunawan Suryoputro menngatakan, dalam milad Uhamka ke-63 ia merasa bangga dan bahagia sekaligus tertantang untuk terus melahirkan profesor-profesor berikutnya. Sehingga, kata dia, peran Uhamka dalam meningkatkan kualitas pendidikan menjadi lebih terasa dan nyata. “Untuk itu, Uhamka akan terus melakukan upaya dalam menghadapi tantangan tersebut sebagai rasa tanggungjawab dalam mengembangkan ilmu pengetahuan yang bermanfaat serta memperkuat kelembagaan Uhamka itu sendiri,” ujarnya, Senin (16/11).
Dia melanjutkan, untuk menjadi profesor tidaklah mudah, tetapi juga tidak akan sulit untuk dicapai kalau berusaha maksimal secara sungguh-sungguh dan kerja keras. “Prof Dr Hj Prima Gusti Yanti MHum hari ini dikukuhkan sebagai profesor ke-16 di Uhamka dan ke-131 di Muhammadiyah dalam bidang Ilmu Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,” kata Prof Gunawan dalam rilis yang diterima Republika.co.id.
Dia menambahkan, orasi ilmiah bertajuk Pengembangan Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran Sastra yang Bermakna merupakan ide dan pemikiran yang akan memberi pencerahan, dan motivasi, bagi para dosen muda yang akan meraih profesor.
Sementara itu, Prima Gusti Yanti bersyukur atas pencapaiannya sebagai peofesor. Hal ini ia ungkapkan dalam orasinya. “Alhamdulillah wa syukurillah. Berkat rahmat dan hidayah-Nya saya meraih gelar guru besar. Hal ini merupakan yang diimpikan oleh para dosen walaupun membutuhkan kerja keras dan perjuangan yang berat. Terima kasih ya Allah atas semua nikmat, kuasa, dan dan ridha yang telah Engkau limpahkan,” tuturnya.
Dalam orasinya ilmiahnya yang mengangkat judul Pengembangan Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran Sastra Yang Bermakna, Prima menekankan pentingnya menjadikan pengajaran sastra sebagai sarana pembentukan karakter bangsa. Menurutnya, tujuan utama dari pembelajaran sastra ialah guna mengapresiasi nilai-nilai yang terkandung dalam sastra, yaitu pengenalan, pemahaman, dan pengkhayatan yang tepat terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam sastra itu sendiri.
Prima juga mengatakan, pengajaran sastra tak hanya untuk menambah pengetahuan siswa tentang nilai-nilai luhur yang terdapat dalam sastra. “Pengajaran sastra juga turut membantu para siswa agar dapat menghayati nilai-nilai luhur yang terkandung dalam sebuah sastra,” ujar dia.
Terakhir dirinya mengutarakan harapannya agar para siswa dapat mengimplementasikan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam karya sastra dalam kehidupan. “Dan dapat pula menjadi rambu pembatas dalam bertingkah laku pada masa mendatang,” ungkapnya.