Eksekusi Vaksin Covid-19 Ada di Tangan Terawan
Indonesia sudah mengantongi kesepakatan pembelian vaksin Covid-19 dari tiga negara.
REPUBLIKA.CO.ID, oleh Intan Pratiwi, Sapto Andika Candra, Dessy Suciati Saputri
Pemerintah Indonesia sudah mengantongi kesepakatan pembelian vaksin Covid-19 dari tiga negara. Kesepakatan itu sudah pada tahap negosiasi harga.
Ketua Satgas Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), Budi Gunadi Sadikin memerinci, saat ini Indonesia sudah mengantongi kesepakatan pembelian vaksin dari Jerman (Biontech), AstraZeneca dari Inggris, dan juga empat jenis vaksin dari China (Sinofarm Beijing, Sinofarm Wuhan, Sinovac, dan Cansino).
"Semua sudah kita kontrak. Tapi beberapa opsi lain juga masih berjalan, masih melakukan diskusi," ujar Budi dalam diskusi virtual, Selasa (24/11).
Budi menjelaskan, dari tiga negara tersebut juga sudah disepakati berapa jumlah vaksin. Opsi penawaran juga sudah dilakukan tim dengan tiga negara tersebut. Saat ini, kata Budi, tinggal Menkes Terawan yang melakukan eksekusi.
"Alternatifnya secara bilateral, perusaahan ke perusahan sudah kami lakukan, opsi-opsi penawarannya juga sudah siap. Nah, keputusan akhir soal jenis jumlah dan harga itu wewenang Pak Terawan. Kami mengontak tujuh atau delapan yang cocok bagi Indonesia," ujar Budi.
Budi melanjutkan, yang saat ini masih dalam tahap pembahasan adalah vaksin Moderna dari Amerika Serikat (AS), dua dari Rusia, dan Bharat dari India. "Ini masih tahap kontak. Bilateral sudah kami lakukan, juga antarperusahaan juga sudah," ujar Budi.
Namun, Budi juga mengatakan, pemerintah ingin semua vaksin ini memang yang terdata di WHO. Hal ini dilakukan agar minimal, vaksin tersebut sudah mendapatkan legalitas dari WHO dan memenuhi standar uji coba kelayakan.
"Arahan Pak Terawan, tolong vaksinnya yang ada di daftar WHO, yang dimaksud itu sudah uji klinis 1-2-3. Kalau nggak salah ada 11 vaksin," ujar Budi.
Berbicara terpisah, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan memastikan keterlibatan Amerika Serikat (AS) dalam pengembangan vaksi di Indonesia. Ia mengaku sudah berbicara dengan pihak AS untuk bisa memproses ini dalam waktu dekat.
Luhut menjelaskan semalam, pihaknya sudah mengadakan diskusi dengan Menteri Kesehatan Amerika perihal ini. Ia mengatakan, dalam pembahasan semalam dirinya juga mengajak BPOM dan Wakil Menteri BUMN, Budi Gunadi Sadikin.
"Semalam saya follow up lagi. Nanti Pfizer akan bekerja sama dengan Biofarma soal ini. Jadi Indonesia akan mendapat kerjasama dengan Amerika soal vaksin ini," ujar Luhut dalam diskusi virtual, Selasa (24/11).
Kerja sama ini, kata Luhut, menindaklanjuti pertemuan dirinya dengan Presiden Trump beberapa waktu lalu di Gedung Putih. Dalam kunjungannya, Luhut menyampaikan pesan presiden terkait apresiasi terhadap Trump dan juga membahas soal penanganan Covid-19 di Indonesia.
"Kita merundingkan banyak hal. mereka sangat apresiasi. salah satunya kepemimpinan presiden Jokowi dan penanganan Covid, ekonomi yang menurut mereka anggap sangat bisa untuk dicontoh," ujar Luhut.
Pada Senin (23/11) pagi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta kepastian kapan vaksin Covid-19 bisa sampai ke Indonesia. Jokowi menilai, seharusnya proses administrasi pembelian vaksin seperti proses pembayaran sudah dilakukan saat ini.
Hal ini disampaikannya saat membuka rapat terbatas laporan komite penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (23/11).
“Saya nanti akan minta laporan yang pertama mengenai vaksin sampai di tangan kita kapan, karena ini sudah prosesnya, mestinya proses-proses administrasi, proses pembayaran mestinya sudah dilakukan,” ujar Jokowi.
Selain itu, ia juga meminta kepastian persiapan pelaksanaan vaksinasi, baik terkait proses distribusi vaksin Covid ke seluruh daerah di Tanah Air dan juga persiapan untuk keamanan vaksin.
“Persiapan untuk cold chain, sealer-nya seperti apa dan proses administrasi menuju ke tahapan-tahapan BPOM yang berkaitan dengan emergency used of authorization seperti apa, saya ingin mendapatkan laporannya,” tambah dia.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memastikan progres pengembangan vaksin Covid-19 oleh Sinovac dan PT Bio Farma menunjukkan hasil positif. Kepala BPOM Penny Lukito menyampaikan, tahapan uji klinis calon vaksin Covid-19 tersebut telah rampung dan dilanjutkan dengan analisis data sebelum akhirnya diberikan izin edar darurat (EUA).
"Saat ini data-data sedang dianalisis tentunya, walau uji klinis sudah selesai. Alhamdulillah aspek keamanan dalam uji klinis, pantauannya baik. Aspek mutu dari vaksin Sinovac juga baik," ujar Penny dalam keterangan pers usai rapat terbatas di kantor presiden, Senin (23/11).
Pemerintah, ujar Penny, tetap mengedepankan faktor keamanan, efektivitas, dan serta efikasi dalam menyiapkan vaksin Covid-19. BPOM menegaskan tetap menjaga komitmen untuk memastikan seluruh aspek tersebut dipenuhi. Artinya, apabila vaksin Covid-19 nanti sudah mendapat izin edar, dipastikan produk tersebut aman, efektif, dan memiliki khasiat dalam melawan penularan Covid-19.
"Sekarang kita sedang menunggu proses analisis, sehingga aspek keamanan efikasi bisa kita dapatkan. Dan kita bisa berikan EUA sehingga vaksinasi bisa dilakukan," kata Penny.
Sementara itu, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menambahkan, pihaknya telah memulai sejumlah persiapan vaksinasi Covid-19. Selain melakukan simulasi di fasilitas kesehatan termasuk puskesmas, Terawan juga memastikan pemerintah telah mengamankan seluruh fasilitas dan infrastruktur vaksinasi.
"Kemudian juga melakukan simulasi bagaimana pendistribusiannya, semuanya detail supaya kita tahu apa yang harus dilengkapi, apa yang harus dikerjakan, supaya di saat pelaksanaannya tidak terjadi hambatan maupun pelambatan," kata Terawan.