Mengenal Risiko Covid-19 dari 3 Orang Berbeda di Inggris
Ketiga orang ini berbeda usia, pekerjaan, hingga penyakit bawaan.
REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Covid-19 masih menjadi ancaman yang nyata hingga saat ini. Namun, setiap orang memiliki sistem imun berbeda yang memengaruhi risiko tertular Covid-19.
Tidak hanya itu, mungkin Anda juga penasaran bagaimana jika tertular Covid-19, apakah Anda termasuk pada golongan tak bergejala, gejala ringan, atau berat?
Untuk bisa memahami itu, kita bisa melihat dari tiga orang asal Inggris bernama Amy, Merlande, dan John yang berbeda usia, pekerjaan dan penyakit bawaan.
1. Amy (21 tahun)
Amy adalah seorang pelajar. Kondisi kesehatan: asma ringan sehingga berisiko tinggi tertular Covid-19 dengan gejala ringan.
Seperti dilansir BBC pada Selasa (24/11), Amy dilaporkan tinggal bersama lima siswa lainnya di asrama Universitas di Cardiff. Ia suka bertemu dengan teman-teman untuk belajar dan bersosialisasi.
Peluang untuk tertular Covid semakin tinggi jika dia dan teman satu asrama bergaul dengan orang lain, kecuali mereka dapat menjaga jarak yang aman. Karena virus ditularkan lewat droplet dan aerosol yang berukuran kecil.
Amy menderita asma, tetapi asmanya terkontrol dengan baik. Kondisi itu tidak akan membuat Amy akan sakit parah jika terjangkit Covid-19.
Rata-rata orang seperti Amy akan mengalami gejala ringan atau tidak bergejala sama sekali. Tetapi ada juga beberapa pemuda yang terlihat bugar menjadi sakit parah dan meninggal setelah tertular Covid-19. Beberapa yang sembuh bahkan mengalami komplikasi jangka panjang, yang dikenal sebagai Covid panjang.
2. Merlande (52 tahun)
Berprofesi sebagai perawat, sehingga ia berisiko tertular Covid-19 dengan risiko sakit sedang hingga parah. Merlande bekerja paruh waktu di bangsal medis di rumah sakit di Bradford.
Ia bepergian dengan bus dan merawat cucunya jika libur bekerja. Dia tinggal bersama suaminya, Lester yang berprofesi sebagai seorang sopir taksi.
Jika dia tertular Covid-19, usia dan etnis Merlande menempatkannya pada risiko sedang. Orang-orang dari latar belakang kulit hitam, Asia, dan etnis minoritas secara tidak proporsional dipengaruhi oleh Covid-19, terkait dengan tempat tinggal mereka dan pekerjaan yang mereka lakukan.
Selain karena mobilitas Merlande yang menggunakan transportasi publik, pekerjaan yang dia emban juga termasuk golongan garis terdepan virus. Ia menyadari risiko tertular atau menularkan, karenanya dia taat pada protokol kesehatan seperti rutin mencuci tangan dan mengenakan alat pelindung di tempat kerja.
3. John (75 tahun)
Ia merupakan pensiunan guru, yang berisiko rendah tertular atau menularkan Covid-19. Namun diprediksi akan sakit parah jika tertular.
John tinggal sendirian di sebuah apartemen pensiun di Torquay, Inggris. John termasuk obesitas dan memiliki penyakit jantung yang seiring dengan usianya membuat dia berisiko tinggi terkena Covid-19.
Meski setiap orang dari segala usia dapat memerlukan perawatan rumah sakit, sebagian besar kasus yang parah terjadi di antara usia 75 tahun-an dengan masalah kesehatan yang ada.
Menurut sebuah penelitian di musim semi, hanya satu atau tiga dari setiap 100 pasien yang didiagnosis dengan Covid-19 yang membutuhkan perawatan rumah sakit. Dari jumlah tersebut, hingga seperlima membutuhkan perawatan intensif. Sekitar setengah dari mereka meninggal.
Tetapi risiko sebenarnya bisa lebih rendah karena kini dokter memiliki pemahaman yang lebih baik tentang Covid-19 dan cara mengobatinya. Jadi, kebanyakan orang sembuh dari Covid-19 meski mereka sakit parah.
John sangat membatasi dan berhati-hati dengan siapa dia bertemu. Untuk keperluan makan dan obat sementara waktu dihandle oleh putranya, dan ia pun berkonsultasi dengan dokter via telepon.
Putra John juga memberinya smartphone untuk tetap berkomunikasi. Untuk kelompok seperti John direkomendasikan juga untuk melakukan vaksin flu untuk melindungi dari virus flu musim dingin.