China Perketat Pemeriksaan Virus Covid-19 pada Makanan Impor

Kemasan makanan impor berkemungkinan membawa virus Covid-19.

VHR Media
Makanan Impor (Ilustrasi). China meningkatkan pemeriksaan virus Covid-19 pada kemasan makanan impor.
Rep: Iit Septyaningsih Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China meningkatkan pemeriksaan virus Covid-19 pada kemasan makanan impor. Sebab, cuaca yang lebih dingin dinilai membawa gelombang baru infeksi virus tersebut di beberapa negara negara.

Baca Juga


Wakil Direktur Pusat Penilaian Risiko Keamanan Pangan Nasional Li Ning mengatakan, kemasan makanan impor berkemungkinan membawa virus. Sementara, tingkat kepositifan Covid-19 pada paket pangan impor tersebut hanya 0,48 per 10 ribu. 

Li mengatakan, proporsi itu meningkat seiring jumlah tes yang dilakukan. Dia menjelaskan, sampai batas tertentu, virus pada kemasan tersebut dapat menular ke manusia. 

Meski begitu, Li maupun pejabat lainnya tidak menyebutkan kasus terkonfirmasi positif semacam itu. Pengujian kemasan makanan impor yang dilakukan oleh China menimbulkan beberapa kontroversi. 

Eksportir makanan beku misalnya, mereka mempertanyakan dasar di balik pengujian. Hal itu dianggap sebagai penghalang perdagangan yang tidak adil. 

Namun China menegaskan, langkah itu dilakukan demi mencegah penyebaran virus. Melalui berbagai upaya, China telah menghilangkan kasus penularan lokal, sehingga negara tersebut memberikan perhatian lebih terhadap ancaman penularan dari luar negeri. 

Administrasi Kesehatan Nasional China pada Rabu lalu melaporkan lima kasus baru. Semuanya merupakan kasus impor, maka total kasus positif Covid-19 di China kini sebanyak 86.469, termasuk 4.634 kasus kematian. 

Kepala Epidemiologi CDC Wu Zunyou menyatakan, menghentikan penyebaran virus seperti berperang. Dengan begitu perlu tindakan cepat dan tegas. 

"Kemenangan hanya datang setelah seluruh negara bersatu dalam usahanya. Di bagian depan ini, strategi teknis, kepemimpinan yang kuat dan tindakan terkoordinasi semuanya memainkan peran penting," jelas Wu seperti dilansir AP News pada Kamis (26/11).

Kepala Petugas Disinfeksi Pusat Pengendalian Penyakit di China Zhang Liubo mengatakan, virus corona diketahui lebih stabil dalam kondisi lebih dingin dan pengering. Kemudian melakukan disinfeksi kemasan pada suhu beku, menciptakan tantangan khusus. 

Bahkan, lanjutnya, ketika disinfeksi berhasil dan virus tidak lagi menular, sisa-sisa virus masih bisa tertinggal di kemasan. Itu membuat hasilnya positif. "Namun sampai sekarang, kami belum menemukan infeksi apapun yang disebabkan oleh konsumsi langsung produk dari rantai dingin ini," kata Zhang. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler