AS Minta Vietnam Kurangi Impor China untuk Hindari Bea Masuk
AS beralasan nilai tukar mata uang Vietnam terhadap dolar AS terlalu rendah.
REPUBLIKA.CO.ID, HANOI – Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS) Robert O’Brien mengatakan kepada para pemimpin Vietnam, mereka harus mengekang jalur ilegal ekspor China dan membeli lebih banyak barang AS seperti gas alam cair dan peralatan militer untuk menghindari tarif dari AS.
Seperti dilansir di Bloomberg, Senin (23/11), pada bulan ini, Departemen Perdagangan memberlakukan bea anti-subsidi tahap awal terhadap ban mobil dan truk Vietnam. Nilai impor ban penumpang AS dari Vietnam bernilai sekitar 469,6 juta dolar AS pada tahun lalu.
Salah satu alasan yang disampaikan para pejabat adalah, mata uangnya terlalu rendah. Ini merupakan pertama kalinya Departemen Perdagangan menjadikan nilai mata uang asing sebagai faktor pemberian bea masuk. Tarif yang diberlakukan berkisar antara 6,23 persen hingga 10,08 persen.
Dalam pernyataannya pada awal November, Departemen Perdagangan menyebutkan, kebijakan tersebut merupakan langkah penting untuk agenda America First. Pemerintahan Trump akan terus menangani masalah ini untuk memastikan industri Amerika bersaing pada level yang setara.
Menekan jumlah pengiriman trans China dan mengurangi defisit perdagangan AS dengan Vietnam dapat menjadi dasar untuk menurunkan tarif tersebut. Pernyataan ini disampaikan O’Brien kepada para pemimpin tertinggi pemerintah Vietnam selama kunjungan akhir pekannya ke Hanoi.
O’Brien yang berbicara dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg News, bertemu dengan para pejabat termasuk Perdana Menteri Nguyen Xuan Phuc dan Menteri Luar Negeri Pham Binh Minh. O’Brien memberi tahu kepada mereka bahwa AS mungkin dapat memberikan pembiayaan untuk membantu pembelian helikopter AS.
Para pemimpin juga berbicara tentang hubungan Vietnam dengan tetangganya yang kuat, China, menurut O’Brien. Tindakan China yang sangat agresif di Laut China Selatan mencegah orang Vietnam memanfaatkan sumber daya perikanan, LNG, minyak pengeboran minyak. "Mereka sangat fokus pada hal itu," katanya.
O’Brien mengatakan, Vietnam biasanya berhati-hati dengan pernyataan publik terkait China dan ingi menjaga baik dengan negara tetangga mereka yang skala ekonominya jauh lebih besar.
Vietnam memiliki strategi untuk melawan Beijing. Di antaranya, O’Brien menyebutkan, bekerja sama dnegan negara-negara kawasan lain melalui Perhimpunan Bangsa-Bangsa (PBB) Asia Tenggara atau ASEAN, meskipun China memiliki pebgaruh dalam organisasi tersebut bersama sekutunya, Kamboja.