Ericsson Perkirakan Ada 220 Juta Pengguna 5G Sampai 2020

Sebanyak 80 persen pelanggan 5G diperkirakan dari china.

BBC
Jaringan 5G ilustrasi
Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan Ericsson menaikkan perkiraan global untuk langganan seluler 5G menjadi 220 juta pada akhir tahun ini. Perusahaan ini memperkirakan ada peningkatan tak terduga berasal dari China.

Ericsson sebelumnya memperkirakan 190 juta pelanggan. Perusahaan Swedia itu mengharapkan China menyumbang hampir 80 persen dari total perkiraan baru tersebut.

"Apa yang telah memicu pertumbuhan adalah China, dan itu sendiri didorong oleh fokus nasional strategis yang kuat pada 5G di China," kata Kepala Jaringan, Fredrik Jejdling kepada Reuters, dikutip Senin (30/11).

Ericsson mengatakan dalam laporan dua tahunan Mobility Report bahwa tahun 2020 membuat masyarakat mengambil lompatan besar menuju digitalisasi. Pandemi bertindak sebagai katalisator untuk perubahan yang cepat dan menyoroti dampak konektivitas terhadap kehidupan sehari-hari masyarakat.

"Sekitar 15 persen dari populasi dunia, atau 1 miliar orang, diharapkan berada di area yang akan dicakup oleh 5G pada akhir tahun," kata Jejdling.

Perusahaan tersebut memperkirakan ada sebanyak 3,5 miliar pelanggan 5G pada akhir tahun 2026. Empat dari setiap 10 pelanggan seluler adalah 5G.

Ericsson, yang bersaing dengan Huawei dari China dan Nokia dari Finlandia, menambahkan bahwa 60 persen populasi dunia akan memiliki akses ke cakupan 5G pada 2026.

Ericsson telah memenangkan kontrak dari ketiga operator besar di China untuk memasok peralatan radio untuk jaringan 5G. Teknologi ponsel generasi baru akan menghadirkan kecepatan data yang lebih cepat dan mendukung lebih banyak variasi perangkat yang terhubung.

Baca Juga


sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler